Cari Blog Ini

Selamat datang di Inspirasiku

Realisasi Mimpi = Doa +Optimis + Positif Thingking+ Usaha + Mental Baja :)

Selasa, 14 Juni 2011

Bersihkanlah masalahnya bukan orangnya



Adanya masalah tentunya sangat memungkinkan untuk memiliki masalah dengan orang lain. Sehingga banyak diantaranya pernah memiliki pengalaman yang tidak baik dengan orang yang pernah memiliki masalah.  Dan seringkali justru kita menciptakan masalah baru dengan membenci orang tersebut. Kita yang selalu mempersepsikan bahwa masalahnya adalah orang tersebut, dia memiliki masalah dengan kita.
          Jika memang Ya dia memang bermasalah dengan orangnya sesungguhnya saatnya ini langkah terbaik yang harus dilakukan adalah bersihkan masalahnya bukan orangnya. Karena sesungguhnya masalah yang menimbulkan lidi-lidi yang baru bukan orang tersebut. Jika kita menganalisa lebih dalam sebenarnya sering kali kita menyalahkan penyebab masalah yang telah terjadi adalah orang lain, padahal sesungguhnya akar kejadian yang sering kali adalah kita tidak pernah berfokus terhadap masalah yang terjadi. Tetapi fokus kita pada saat itu adalah orang yang menyebabkan masalah itu terjadi sehingga  tak jarang menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan terhadap orang itu. Terkadang muncul rasa kebencian yang mendalam dan sakit hati luar biasa karena pengalaman beberapa kejadian ini sehingga pikiran ini justru terselimuti oleh semua perasaan negative tersebut. Kita tidak pernah bisa membereskan masalahnya jika sasaran utama kita saat ini tidak tepat.
          Sasaran utama kita saat ini adalah selalu menyalahkan orang lain karena menjadi penyebab dari masalah yang dialami. Jika orang yang dijadikan sasaran utama, kita hanya terus menyibukkan diri untuk memperbaiki perasaan.
          Tidak mudah untuk memperbaiki perasaan apabila sudah terlanjur membenci dan menimbulkan rasa sakit hati terhadap orang tersebut. Sehingga sesungguhnya jika rasa ini sudah dialami ini menjadi pekerjaan yang baru untuk membuat perasaan dan hati ini bersih seperti sedia kala dimana kita mengenalnya. Memang hal ini tidak semudah dibayangkan, kita sudah terbiasa untuk menciptakan sasaran utamanya adalah orang.
          Misalnya ada masalah yang terjadi sekarang yaitu saat ini saya ingin sekali membuka usaha tiba-tiba teman saya mengajukan diri untuk membantu dalam perputaran modal saya. Tetapi dalam perputaran modal tersebut teman saya justru melarikan uang modal tersebut. Padahal modal tersebut dikumpulkan dengan segenap tenaga dan jerih payah saya bekerja bertahun-tahun hanya untuk keinginan membuka usaha dan menjadi seorang pengusaha yang handal. Tetapi teman saya sendiri justru mengambilnya dan melarikanya hanya dalam hitungan hari saja.
          Saya tidak pernah terpikirkan mengapa terjadi hal demikian? Pada saat ini saya membenci teman saya dan seluruh perasaan hingga pikiran terpusatkan pada satu yaitu orangnya. Perasaan dan pikiran saya justru saat ini sudah dikuasai oleh semua hal yang negative terhadap teman saya. Bahkan selama saya selalu menyibukkan diri untuk mencari tahu mengapa teman baik saya yang sudah saya anggap sebagai sahabat sendiri melakukan hal ini kepada saya? Saya selalu menghabiskan waktu saya hanya untuk memikirkan mengapa teman saya melakukan ini kepada saya?
          Semua daya dalam tubuh ini terpusat hanya kepada sasaran orang tersebut hingga melemahkan seluruh rencana yang sesungguhnya sudah saya rencanakaan untuk modal tersebut. Apa yang terjadi? Waktu ini hanya terbuang sia-sia hanya untuk memikirkan orang tersebut dan mengabaikan rencana semula yaitu membuka usaha.
          Kalau saja pada saat itu saya tidak lagi memikirkan mengapa dia melakukan hal ini? mungkin saya sudah memiliki rencana lain. Masalah yang harus kita benahi dalam masalah saya tersebut. Rencana awal yang telah dibuat sempurna menjadi rencana berikutnya karena satu sasasaran saya membuka usaha. Masalah saya adalah dengan tidak ada uang tersebut berarti saat ini saya tidak dapat membuka usaha.
          Nah, pada saat itu waktu saya hanya dihabiskan untuk memikirkan teman saya tanpa memikirkan rencana pengganti yang akan menggantikan rencana awal ini. Apa yang terjadi? Saat itu saya tidak sanggup untuk membuka usaha kembali karena seluruh daya didalam tubuh ini terlalu asyik untuk menfokuskan diri kepada teman saya.
          Padahal kalo saja pada saat itu waktu dapat dipergunakan maksimal untuk membuat rencana lain. Hingga pada saat itu waktu dapat berjalan dengan baik. Gambaran diatas dapat mewakili apabila kita hanya berfokus terhadap orangnya bukan masalahnya. Untuk itu hal yang harus dicari terlebih dahulu adalah apa masalah sebenarnya? Lalu setelah kita menemukan masalah tersebut.
          Fokus kan seluruh daya dalam tubuh ini untuk membersihkan masalah tersebut. Dan saat ini kita sudah terbiasa untuk membershikan masalah bukan orangnya.