Cari Blog Ini

Selamat datang di Inspirasiku

Realisasi Mimpi = Doa +Optimis + Positif Thingking+ Usaha + Mental Baja :)

Selasa, 31 Mei 2011

Lupakanlah dengan bijaksana




Sekarang ini kita sudah telah berhasil mencari solusi dalam masalah tersebut, lalu sejenak masih adakah waktu untuk memikirkan masalah tersebut kembali? Satu hal yang harus diketahui bahwa jangan pernah menyimpan lidi yang sudah kita patahkan. Iya, memang benar kita sudah berhasil untuk mematahkan lidi-lidi masalah tersebut, tetapi kita tidak perlu menyimpan lidi tersebut. Buanglah patahan lidi tersebut kedalam tempat-tempat memang sudah ditentukan. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya ketika kita memiliki keputusan untuk menyimpannya, ini sama saja dengan memancing memori dalam pikiran ini untuk mengingat apa saja yang telah terjadi dalam kehidupan ini.
Memori tersebut sewaktu-waktu akan memunculkan kembali setiap kejadian dengan sangat detil. Kejadian masa lalu tersebut akan memberikan pengaruh dalam kehidupan yang dijalani sekarang ini. Kejadian yang pernah membuat diri ini semakin terpuruk. Kejadian-kejadian tersebut memberikan bekas luka tersendiri dalam kehidupan ini, luka tersebut biasa disebut dengan trauma. Sesungguhnya ketika kita tidak berhasil meninggalkan semua rasa trauma yang pernah dilakukan karena pada saat ini kita menyimpan sendiri lidi tersebut.
Masalah ini disimpan terlalu lama sehingga membekas dan membuat area baru dalam pikiran ini begitulah cara trauma itu bekerja.  Sehingga tanpa disadari kita tidak memiliki keberanian kembali dalam mematahkan lidi-lidi berikutnya karena kini trauma tersebut telah menjalar dan memberikan sinyal ketakutan dan kebimbangan dalam menghadapi kehidupan selanjutnya. Untuk itu membuang lidi tersebut cara terbaik untuk mengatasi trauma masa lalu akibat kejadian-kejadian buruk yang menimpa kita. Dulu kita telah berhasil mematahkan lidi tersebut yang berarti pada saat itu kita membentuk sebuah komitmen baru.  Komitmen baru tersebut merupakan Komitmen untuk memulai di kehidupan yang baru dengan meninggalkan semua bekas luka yang pernah dialami.  
Untuk itu berikan tempat khusus dalam pikiran kita hanya untuk memikirkan lidi-lidi yang baru bukan lidi-lidi yang telah berhasil di patahkan Seperti hal sebelumnya bahwa fokuslah kepada lidi yang sekarang ini jangan biarkan kita memikirkan masalah-masalah yang pernah terjadi dan telah terselesaikan. Tentu kita tidak pernah ingin membawa segala hal masa lalu yang pernah terjadi didalam kehidupan yang sekarang ini.
Kita pernah belajar untuk menyelesaikan masalah dalam masa lalu tersebut. Tetapi permasalahan yang harus diingat saat ini adalah cara penyelesaian masalah yang pernah dilakukan, jadi dalam hal ini kita tidak perlu mengingat isi permasalahan tersebut. Cukup ingatlah strategi dan cara bagaimana kita mematahkan sebuah lidi tersebut. Strategi disaat kita mengalami sebuah kesulitan apa yang dilakukan pada saat itu? Tetapi lupakan segala hal yang pernah membuat kita menangis, terluka, terpuruk, dan mengalami segala hal-hal yang buruk sehingga menimbulkan trauma.
Lupakanlah karena mereka semua akan menjadi sampah-sampah yang nantinya membuat permasalahan yang baru. Karena sesungguhnya hari kemarin sudah berakhir semalam. Karena hari ini adalah kesempatan kita untuk berpikir lebih baik lagi. Berpikir sekarang bagaimana menjalani permasalahan yang ada didepan mata kita.
Gunakan cara bijakasana dalam menyeleksi masalah mana yang harus diselesaikan dengan strategi yang pernah kita lakukan. Cara bijaksana yang dimaksud disini adalah kita telah berhasil melupakan segala isi dan kenangan yang tidak baik terhadap masalah tersebut tetapi tidak pernak melupakan strategi apa saja yang pernah kita lakukan dalam penyelesaian persoalan ini.
Dengan kita telah melupakan dengan bijaksana maka kehidupan baru segera dimulai dengan tatanan kehidupan yang lebih baik lagi. Kini saatnya adalah detik-detik untuk memulai sebuah tatanan kehidupan baru tersebut. Kini lidi yang telah berhasil dipatahkan sudah tidak pernah lagi ditemukan dimanapun dan kapanpun lagi.  Karena kita telah berhasil memusnahkan semua lidi yang telah berhasil dipatahkan dari bank memori pikiran ini.
Sudah saatnya kita berdiri dan mengatakan bahwa sesungguhnya saat ini sudah siap dan berani untuk menghadapi tantangan berikutnya.


Mana yang menjadi Prioritas?






Suatu kenyataan menyatakan ternyata pada saat itu kita tak bisa mematahkan semua lidi secara bersamaan. Dan saat ini skala prioritas menentukan mana yang terlebih dahulu harus dipatahkan. Setiap masalah memiliki tingkat kesulitan penyelesaian masing-masing. Sehingga terkadang kita kesulitan untuk menentukan manakah yang harus diselesaikan terlebih dahulu yang mudah terlebih dahulu atau yang memiliki dampak terhadap kehidupan?
Hal tersebut merupakan pilihan terhadap segala tindakan yang ingin dilakukan. Buatlah sebuah skema skala prioritas dengan menyertakan resiko yang nanti dihadapi dan cantumkanlah waktu kapan masalah tersebut akan segera diselesaikan.
Jangan membiarkan masalah tersebut akan meluas dan mempengaruhi besarnya kesalahan yang kita lakukan. Pikirkan baik-baik apa saja yang ingin kita lakukan untuk memenuhi standart  waktu yang telah ditetapkan. 
Segala hal yang kita lakukan tentu memiliki konsekuensi dari segala hal tindakan  untuk itu perlunya untuk memikirkan hal terburuk dari konsekuensi tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan selanjutnya yang akan berpengaruh terhadap tindakan selanjutnya.
Ketika kita telah memilih untuk menyelesaikan yang pertama buatlah komitmen dengan memberi hukuman jika sewaktu-waktu ternyata kita tak mampu menyelesaikanya. Biarkan hukuman tersebut nantinya dapat mencambuki diri ini untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian ketika sudah memikirkan hal yang pertama tentukan skala prioritas untuk menyelesaikan yang kedua. Sama dengan yang pertama kita lakukan hanya saja coba untuk mencantumkan waktu yang semakin singkat dan hukuman yang semakin berat jika tak sanggup untuk menyelesaikannya. Begitu seterusnya sehingga saat itu kita telah berhasil membuat daftar prioriotas tersebut.
Kebanyakan dari setiap orang membuat skala prioritas bukanlah pekerjaan yang mudah karena sebenarnya mereka sendiri tidak mengerti mana yang harus diprioritaskan. Mereka tidak bisa membuat pilihan untuk penyelesaian pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Cobalah untuk memikirkan kembali mengapa kita membuat skala prioritas adalah memudahkan kita untuk mematahkan setiap masalah yang ada. Arahkan pikiran ini kepada hal yang mudah untuk dilakukan terlebih dahulu, jika saat ini kita sanggup menyelesaikan hal itu terlebih dahulu lalu mengapa kita menundanya? Jadikan hal yang mudah diselesaikan menjadi yang pertama.
Hal ini dilakukan dengan catatan bahwa tidak akan terdapat dampak kesalahan yang terjadi jika menjadikan masalah itu yang pertama untuk diselesaikan. 
Ketika kita telah sanggup untuk menyelesaikan skala prioritas yang kita buat sendiri kemudian bentuklah sebuah komitmen terhadap langkah selanjutnya yang akan dihadapi. Proses seperti ini merupakan pelajaran yang terbaik dalam penanganan masalah secara bersamaan. Sehingga ketika kita dihadapi masalah-masalah yang datang secara bersamaan kembali, kini kita telah memiliki pengalaman dalam menentukan skala prioritas bahwa kita telah sanggup menyelesaikan komitmen terhadap prioritas masalah tersebut.
Dan satu pelajaran saat ini adalah ketika lidi-lidi itu terlanjur membentuk satu kesatuan tanpa  kita  sadari diri ini telah menjadi orang yang ahli dalam menentukan masalah yang mana harus diselesaikan terlebih dahulu.
Satu catatan dalam penentuan skala prioritas adalah pembuatan skala prioritas perlu dilakukan mana kala kita sudah tidak sanggup untuk mematahkan sekian banyak lidi tersebut. Tetapi jika kita masih sanggup untuk mematahkannya janganlah untuk berpikir skala prioritas terlebih dahulu.
Tanamkanlah semangat yang tinggi untuk mematahkan lidi-lidi tersebut.

Mana yang menjadi Prioritas?





Suatu kenyataan menyatakan ternyata pada saat itu kita tak bisa mematahkan semua lidi secara bersamaan. Dan saat ini skala prioritas menentukan mana yang terlebih dahulu harus dipatahkan. Setiap masalah memiliki tingkat kesulitan penyelesaian masing-masing. Sehingga terkadang kita kesulitan untuk menentukan manakah yang harus diselesaikan terlebih dahulu yang mudah terlebih dahulu atau yang memiliki dampak terhadap kehidupan?
Hal tersebut merupakan pilihan terhadap segala tindakan yang ingin dilakukan. Buatlah sebuah skema skala prioritas dengan menyertakan resiko yang nanti dihadapi dan cantumkanlah waktu kapan masalah tersebut akan segera diselesaikan.
Jangan membiarkan masalah tersebut akan meluas dan mempengaruhi besarnya kesalahan yang kita lakukan. Pikirkan baik-baik apa saja yang ingin kita lakukan untuk memenuhi standart  waktu yang telah ditetapkan. 
Segala hal yang kita lakukan tentu memiliki konsekuensi dari segala hal tindakan  untuk itu perlunya untuk memikirkan hal terburuk dari konsekuensi tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan selanjutnya yang akan berpengaruh terhadap tindakan selanjutnya.
Ketika kita telah memilih untuk menyelesaikan yang pertama buatlah komitmen dengan memberi hukuman jika sewaktu-waktu ternyata kita tak mampu menyelesaikanya. Biarkan hukuman tersebut nantinya dapat mencambuki diri ini untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian ketika sudah memikirkan hal yang pertama tentukan skala prioritas untuk menyelesaikan yang kedua. Sama dengan yang pertama kita lakukan hanya saja coba untuk mencantumkan waktu yang semakin singkat dan hukuman yang semakin berat jika tak sanggup untuk menyelesaikannya. Begitu seterusnya sehingga saat itu kita telah berhasil membuat daftar prioriotas tersebut.
Kebanyakan dari setiap orang membuat skala prioritas bukanlah pekerjaan yang mudah karena sebenarnya mereka sendiri tidak mengerti mana yang harus diprioritaskan. Mereka tidak bisa membuat pilihan untuk penyelesaian pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Cobalah untuk memikirkan kembali mengapa kita membuat skala prioritas adalah memudahkan kita untuk mematahkan setiap masalah yang ada. Arahkan pikiran ini kepada hal yang mudah untuk dilakukan terlebih dahulu, jika saat ini kita sanggup menyelesaikan hal itu terlebih dahulu lalu mengapa kita menundanya? Jadikan hal yang mudah diselesaikan menjadi yang pertama.
Hal ini dilakukan dengan catatan bahwa tidak akan terdapat dampak kesalahan yang terjadi jika menjadikan masalah itu yang pertama untuk diselesaikan. 
Ketika kita telah sanggup untuk menyelesaikan skala prioritas yang kita buat sendiri kemudian bentuklah sebuah komitmen terhadap langkah selanjutnya yang akan dihadapi. Proses seperti ini merupakan pelajaran yang terbaik dalam penanganan masalah secara bersamaan. Sehingga ketika kita dihadapi masalah-masalah yang datang secara bersamaan kembali, kini kita telah memiliki pengalaman dalam menentukan skala prioritas bahwa kita telah sanggup menyelesaikan komitmen terhadap prioritas masalah tersebut.
Dan satu pelajaran saat ini adalah ketika lidi-lidi itu terlanjur membentuk satu kesatuan tanpa  kita  sadari diri ini telah menjadi orang yang ahli dalam menentukan masalah yang mana harus diselesaikan terlebih dahulu.
Satu catatan dalam penentuan skala prioritas adalah pembuatan skala prioritas perlu dilakukan mana kala kita sudah tidak sanggup untuk mematahkan sekian banyak lidi tersebut. Tetapi jika kita masih sanggup untuk mematahkannya janganlah untuk berpikir skala prioritas terlebih dahulu.
Tanamkanlah semangat yang tinggi untuk mematahkan lidi-lidi tersebut.