Cari Blog Ini

Selamat datang di Inspirasiku

Realisasi Mimpi = Doa +Optimis + Positif Thingking+ Usaha + Mental Baja :)

Senin, 16 Mei 2011

Karena saya tidak ingin Gagal





“Tapi, saya tak memiliki bakat dalam pekerjaan ini” jawabnya ketika saya menyarankanya untuk coba untuk melakukan pekerjaan yang saya tawarkan kepadanya. Saya hanya berpikir untuk mencoba membantunya dan memberikan pekerjaan yang sudah dipikirkan bahwa pekerjaan tersebut memang layak untuknya. Sehingga saya mengajukan kembali pertanyaan kembali “Katakanlah kepada saya, apakah sebenarnya kau khawatirkan kalau tak mampu melakukan pekerjaan tersebut” Dia berhenti sejenak dan ragu akan jawabanya “Hmm, iya jujur saya tidak pernah mencoba pekerjaan tersebut.” saya kemudian tersenyum kepadanya dan berusaha untuk menyakinkan dirinya “Jika kau tak pernah mencoba sesuatu hal yang baru, bagaimana mungkin kau bisa memastikan bahwa ini bukan bakatmu”
Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kita tak pernah tahu dimana kapasitas kemampuan kita di wilayah yang baru jika kita sendiri tak pernah untuk mencobanya. Lalu bagaimana sebenarnya kita mengukur bisa atau tidaknya jika kita takut untuk mencobanya.
Sejujurnya didalam diri seseorang jika ada perasaan untuk takut untuk mencobanya berarti kita sendiri yang merencanakan sebuah kegagalan. Sebenarnya kita sendiri tak pernah menyadari bahwa rencana kegagalan sebenarnya adalah skema dalam pikiran ini.
Skema kegagalan yang kita miliki terlalu erat sehingga terkadang sulit sekali memikirkan bahwa sesungguhnya pikiran ini hanyalah rasa ketakutan yang semestinya harus dimusnahkan. Dari awal kitalah sebenarnya yang merencanakan kegagalan hingga pikiran ini tidak pernah diberi kesempatan untuk mencoba hal-hal yang baru-baru sedikitpun.
Rencana kegagalan menyebabkan blokir didalam pikiran positif masuk kedalamnya. Sehingga tak ada yang bisa memanggil hawa positif masuk dalam pikiran ini sehingga mengalahkan hawa negatifnya. Lalu bisakah kita membuka blokirnya yang sebenarnya kita yang menciptakan sendiri. Kita hanya membutuhkan sebuah kunci untuk blokirnya.
Satu-satunya kunci yang bisa membukanya adalah dengan membuat sinyal kedalam pikiran kita untuk bertindak dan mengambil keputusan bahwa “saya harus mencoba melakukan hal tersebut” kunci yang bisa membuka pikiran tersebut hingga tak pernah lagi ada niat kembali untuk memikirkan hal-hal yang menyangkut kegagalan. Jika kita sendiri memikirkan kegagalan berarti rencana awal kegagalan sudah berhasil di ciptakan. Jangan biarkan kita sendiri justru yang menciptakan kegagalan. Cobalah untuk menyakini bahwa kita memiliki kemampuan yang sangat luar biasa untuk mencoba sesuatu hal yang baru, teruslah berpikir dan menyakini bahwa sesungguhnya kita memiliki kesanggupan dalam menghadapi tantangan apapun. Sehingga dengan sendiri energy positif masuk kedalam pikiran ini dengan bebasnya dan menentang segala hal yang akan memblokir pikiran kita.
Kesempatan pertama sudah dimiliki, yaitu bagaimana kita sendiri yang diberi kesempatan dan peluang dalam mencoba hal-hal yang baru. Segala konsekuensi adalah miliki kita sehingga apabila ketika kita memilih keberhasilan karena sesungguhnya kita yang merencanakan keberhasilan. Untuk itu rubahlah cara berpikir kita dalam memandang sesuatu hal yang baru. Hindari perasaan ketakutan dan kekhawatiran dengan sebuah kata yaitu kegagalan.


Kebahagian adalah pilihan





“Hay hati terkadang saya merasa bahwa kau sulit sekali untuk bersih. Terkadang saya juga merasa kau kotor.” Itulah yang saya ucapkan ketika saya masih memikirkan hal-hal negative terhadap seseorang sehingga menimbulkan penyakit baru yaitu kebencian terhadap orang tersebut. Tak hanya itu saya bahkan memiliki rasa keegoisme yang cukup tinggi sehingga terkadang sungguh saya sangat tersiksa sekali dengan perasaan ini. Saya juga tak memiliki kebahagian, saya tak pernah mendapatkan kebahagian yang saya impikan. Saya juga tidak bisa tertawa dengan lepas semua tawa saya adalah tawa kebencian. “Hay hati saya juga ingin bahagia, lalu bagaimana saya bisa bahagia” seperti saya pernah katakan hidup adalah pilihan ketika saya tidak bahagia  pada saat itu sesungguhnya sayalah yang memilih diri saya untuk tidak bahagia.
Lalu bagaimana mungkin saya memilih ketidakbahagian, tidak ada satu orang pun yang menginginkan ketidak bahagian. Kalimat diatas merupakan suatu nilai yang benar, tidak ada satu orang pun yang menginginkan ketidak bahagian. Tetapi hati kita yang memilih jalan itu, jika saat ini hati ini masih kotor kenapa tidak coba untuk dibersihkan dengan nilai-nilai positif. Jika di hari ini kita memiliki kebencian terhadap orang-orang di sekitar mengapa sekarang ini kita masih memelihara kebencian tersebut.
Sampai kapan kita akan memilihara kebencian tersebut? Lalu siapa yang rugi dengan kebencian tersebut? Orang yang kita benci atau kita? Pernahkah pertanyaan itu terpikirkan untuk hati ini? yah pasti kita rugi orang kita benci tidak merasakan kerugian. Mengapa sifat yang merugikan tersebut masih terus dipelihara.
Buanglah penyakit tersebut jauh-jauh sehingga kali ini kita dapat untuk mendamaikan hati ini. Penyakit tersebut merupakan kesukaan setan-setan dalam pikiran tersebut. Sekarang tugas kita sekarang ini jangan biarkan setan-setan berkeliaran dalam pikiran kita sehingga mempengaruhi hati ini untuk memilihara kebencian dan semua rasa sakit hati.
Bicaralah kepada setan-setan dalam pikiran kita untuk berdiam sejenak agar mampu kita kuasai sendiri. Jangan biarkan setan-setan dalam pikiran tersebut justru tak bisa terkendalikan. Kini kita bisa mengendalikan setan-setan tersebut. Maka ketika saat ini ketika kita sudah untuk memutuskan bahwa “Saya ingin bahagia” maka kini kita memiliki sebuah tugas untuk diri kita sendiri adalah bagaimana caranya menjinakkan semua penyakit-penyakit yang biasa disukai setan-setan itu.
Tentu kita tak pernah ingin memelihara penyakit yang bisa merusak hati ini. Karena dibalik semua ini justru kita lah yang terluka dan tersakiti karena memupuk semua rasa kebencian yang tiada henti. Mulai sekarang coba untuk katakan kepada pikiran kita “Saya ingin bahagia” dan munculkanlah bayangan kebahagian yang kita inginkan. Biarkanlah bayangan tersebut menjalar ke dalam pikiran ini sehingga saat ini kita telah mampu mengusai setan-setan yang merasuk ke dalam pikiran ini.
Sehingga kita lah yang sekarang mengendalikan setan-setan pikiran tersebut. Sekarang kita sudah memiliki kendali terhadap hidup ini, jika kita menginginkan hidup yang bahagia bagaimana caranya kita mengendalikan setan-setan pikiran adalah mempengaruhi kebahagian yang dimiliki. Untuk itu cobalah merenung seberapa jauh kita telah melibatkan setan-setan tersebut dalam pikiran kita.
Ketika setan sudah menguasai alam pikiran ini sehingga melibatkan hati ini jangan biarkan dia terus mengusai alam pikiran tersebut. Berikan ruang sedikit untuk sang malaikat bekerja lebih giat mengusai setan tersebut. Ini berarti ketika kita memutuskan untuk membenci orang tersebut berarti kita juga memutuskan untuk menggali lebih banyak lagi hal-hal yang positif yang terdapat pada orang tersebut.
Untuk mengalahkan setan-setan tersebut, saatnya kita harus mengenal lebih dalam lagi orang tersebut hal-hal yang terbaik dimiliki orang tersebut. Teruslah bayangkanlah hal-hal positif yang dimilikinya sehingga saat ini kita sebuah memunculkan malaikat-malaikat baru dalam pikiran kita. Dan tugas dari malaikat tersebut adalah bagaimana mendamaikan setan-setan yang kini menjalar dalam pikiran kita. Terus bayangkanlah kembali hal-hal positif yang telah dilakukan untuk kita.
Jika kita memang belum memunculkan hal-hal positif pada orang tersebut berarti tandanya adalah setan tersebut masih menguasai pikiran ini. Walaupun kita tidak pernah menyadari sisi positif yang ada pada orang yang kita benci tetapi ini merupakan sebuah keharusan untuk menertibkan segala pikiran kita agar setan tak pernah bisa menguasai pikiran kita. Jika kita memang menginginkan kebahagian, mulai sekarang berpikirlah positif terhadap hal-hal positif yang bisa dilakukan demi mencapai kebahagian tersebut.
Dan kali ini kita sudah mengatakan “Hay hati kini kau telah bersih kembali, akan saya pertahankan hati ini biar tetap bersih. Karena saya sesungguhnya menginginkan kebahagian”