Cari Blog Ini

Selamat datang di Inspirasiku

Realisasi Mimpi = Doa +Optimis + Positif Thingking+ Usaha + Mental Baja :)

Rabu, 30 Maret 2011

Inspirasi Kreativitas Sang Bocah




Pada hari itu ketika  saya memutuskan untuk mencoba peruntungan di dunia bisnis dan usaha, saya telah banyak belajar banyak hal bagaimana memulai sebuah usaha.
Saya berusaha untuk mencari usaha dan bisnis apa yang tepat untuk saya. Seorang pengrajin dan pengusaha memberikan banyak inspirasi untuk memulai langkah baru didunia bisnis. Beliau adalah pak slamet, seorang wirausaha yang sangat peduli terhadap lingkungan dengan memanfaatkan sampah-sampah yang berada disekitarnya. Pak slamet adalah pendiri dari usaha yang di beri nama “LUMINTU”.
Perjalanan menuju rumah beliau yang menempuh perjalanan sekitar 2 jam lamanya. Perjalanan yang tak sia-sia, banyak sekali bekal yang di dapat dari sosok pak slamet. Beliau bercerita banyak mengenai jatuh bangun usahanya yang di rintis sejak tahun 1998.
Ada satu hal yang menarik dari sosok seorang pak Slamet yaitu daya kreativitas tingkat tingginya. Jika anda mengunjungi rumah beliau, hampir semua sampah dia mampu menggunakan untuk modal kerajinannya. Tak ada sampah yang tak dapat dia sulap yang dapat menghasilkan sejumlah uang.
Rasa penasaran saya semakin menjadi ketika melihat kreativitas seorang bapak yang usianya sudah tak lagi muda. Sehingga saya banyak sekali mengajukan pertanyaan kepadanya, salah satu pertanyaan yang sangat menarik untuknya adalah “Biasanya bapak mendapatkan dari mana inspirasi untuk kerajinan ini?” beliau menjawab dengan lugas bahwa “Mba, kreativitas itu bisa saja datang seseorang yang masih bocah” Kemudian dia menunjukkan sebuah alat yang sudah menjadi sampah dan dapat digunakan kembali untuk berbagai permainan yang diciptakan oleh anak-anak.
Alat tersebut sangat sederhana terbuat dari beberapa pulpen yang diciptakan untuk dapat dibuat permaianan temba-tembakan. “Bapak, banyak belajar dari beberapa bocah yang kumpul disini” tanpa kita sadari pernyataan tersebut memberikan pelajaran yang sangat berarti bahwa kita tidak boleh memandang sebelah mata daya penciptaan dari seorang anak. Bisa jadi penciptaan dan daya kreasi tersebut dapat dikembangkan dan dijadikan langkah awal mencoba memulai usaha.
Beliau banyak bercerita bagaiamana daya kreasi anak-anak dapat terus menginspirasinya untuk mencoba sesuatu hal yang baru. Beliau mengatakan kepada saya bahwa “Bapak, tak ingin kalah. Ia selalu mengasah kreativitasnya dengan anak-anak yang tinggal didaerahnya. Dengan begitu bisnis ini dapat terus bertahan” pengalaman-pengalaman berharga yang beliau ceritakan menjadikan sebuah inspirasi untuk saya memulai bisnis baru.
Kreativitas kata sangat diperlukan untuk bersaing di dunia usaha. Tanpa kreativitas hanya mengandalkan pengetahuan dan jaringan sosial dapat dipastikan usaha yang kita rintis tidak akan bertahan lama. Tetapi jika anda memiliki daya kreativitas yang tak pernah ada habisnya dan memulai sesuatu yang orisional anda lebih di hargai dalam memulai usaha anda dan usaha anda akan terus berkembang seiring dengan berjalanya daya kreativitas anda. Mulailah belajar memperhatikan lingkungan disekitar anda. Barangkali seorang bocah dapat memberikan kreativitas baru dalam hidup anda.  

Selasa, 29 Maret 2011

Madu itu pasti manis





Jika anda berpikir tentang madu, apa yang terpikir oleh anda? Ada dua hal yang terpikir oleh anda yaitu sang lebah dan manis. Pernah kah anda berpikir bagaimana pekerjaan dari sang lebah yang bekerja keras untuk menghasilkan sekumpulan madu yang kita nikmatin?
Kerja keras dan kerja sama yang patut kita hargai karena menghasilkan hal yang baik pula. Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, pernahkah melakukan usaha yang maksimal terhadap keinginan anda? Jika keinginan anda belum terwujudkan anda sudah mengatakan bahwa “saya sudah berusaha maksimal, tetapi mengapa keberuntungan belum saya dapatkan?”  Lalu saya kembali bertanya kepadanya “mengapa keberuntungan yang anda tanyakan? Bukankah usaha anda yang harus dipertanyakan?”  terkadang hal seperti inilah yang mempengaruhi jalan pikiran kita.
Ketika kita menganggap bahwa kami telah berusaha secara maksimal mengusahakan daya dan upaya agar segala keinginan kami dapat terkabulkan. Tetapi pernahkah anda terpikir bagaimana usaha sang lebah menghasilkan hanya satu sendok madu? Berapa lama waktu sang lebah untuk mengumpulkannya? Dapatkah dia bekerja secara sendirian untuk memperoleh satu sendok madu? Begitu juga dengan kita. Dapatkah kita mewujudkan keinginan kita tanpa adanya dukungan dari orang lain? Atau kita ingin hidup sendiri dan tetap optimis menjalani hari demi hari dan tetap percaya bahwa saya mampu dan saya percaya terhadap mimpi saya. Tetapi hari demi hari yang anda lakukan ternyata menjadi sia-sia. Karena anda menganggap ini mimpi saya bukan mimpi mereka yang saya butuhkan hanya usaha, saya tidak memerlukan sebagian orang yang turut campur dalam mimpi saya.
Dengan hal seperti ini anda menganggap sebagian orang tersebut hanya akan merusak mimpi saya. Karena anda mereka menganggap mereka adalah pesaing. Sang lebah tidaklah mungkin dapat berkerja sendiri untuk menghasilkan madu, dia membutuhkan sang lebah yang lain untuk mimpinya. Ubahlah pikiran anda saat ini sebagai sang lebah untuk menghasilkan madu.
Karena percayalah dengan cara seperti itu seberapun usaha yang anda lakukan menghasilkan hasil yang maksimal. Tidaklah mungkin anda berpikir bahwa madu itu tidak manis.
Begitu dengan hasil yang anda inginkan, jika anda berpikir madu pasti itu manis anda pasti dapat mengalahkan segala pikiran anda akan kegagalan dan mampu merasakan bahwa ternyata kerja keras dengan dukungan orang-orang yang berada disekitar kita mampu menghasilkan hasil yang maksimal layaknya sang lebah yang menghasilkan madu yang terasa manis.

Hidup Bukanlah Sapu Lidi




Ada seorang teman bertanya, Bagaimana menjalani hidup jika telah jatuh ke jurang yang lebih dalam? Saya kemudian tersenyum kepadanya dan mengatakan hidup bukanlah sebuah sapu lidi. Teman saya kemudian menjadi tanda tanya dengan jawaban saya. Kemudian dia  menanyakan kembali kepada saya. “apa yang anda maksud dengan sapu lidi?” saya akan bercerita sebuah pengalaman saya andalah yang akan mengambil kesimpulan dari setiap pengalaman itu.
Pada suatu saat ketika itu saya mengalami sebuah masalah yang sangat sulit dalam hidup saya yaitu sebuah kejadian kecelakaan yang menghabiskan seluruh harta keluarga saya, tak hanya itu saja pada saat itu saya mengalami tekanan-tekanan sosial akan pentingnya sebuah pendidikan dan harga diri. Untuk masalah ini saya patut untuk dikatakan “sudah jatuh tertimpa tangga pula” ini terlihat ketika seseorang menjadi kepercayaan keluarga menusukkan duri tajam diantara kami sehingga kepercayaan terhadap orang tua hilang begitu saja. Ibaratkan sebuah kecelakaan itu adalah satu lidi, kemudian masalah-masalah berikutnya adalah satu lidi yang lain.
Hingga beberapa lidi yang di kumpulkan akan membentuk sebuah sapu. Jadi sapu ini adalah sekumpulan masalah yang menjadi satu dan membentuk sebuah alat yang dinamakan sapu lidi. Sapu yang berguna untuk membersihkan semua kotoran yang tersisa dimana pun adanya tapi percayakah anda sapu lidi tidaklah bisa membersihkan kotoran-kotoran kecil yang melekat di lantai.
Begitu juga masalah-masalah yang ada di dalam diri akan meninggalkan luka-luka kecil layaknya seperti sapu lidi. Meskipun anda berusaha menghapus sekalipun kotoran tersebut menggunakan sapu lidi, tetap saja akan meninggalkan kotoran-kotoran kecil. Masalah-masalah yang anda kumpulkan satu persatu lama-kelaman akan membentuk sebuah sapu lidi. Sapu lidi yang sudah terikat menjadi satu akan menjadi berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain.
Saat ini mungkin anda menganggap masalah anda tidak akan pernah menjadi besar. Tetapi anda tidak berusaha untuk memikirkan berbagai jalan keluar dari setiap masalah anda. Anda masih meremehkan masalah tersebut dan bahkan menganggap masalah itu tak pernah ada didalam hidup anda. Jika ini dibiarkan akan menjadi lebih berbahaya, karena sekumpulan sapu lidi tersebut akan menjadi boomerang didalam hidup anda sendiri.
Lalu pernahkah anda mengajukan pertanyaan didalam diri sendiri, bagaimanakah saya akan menjalani hari-hari saya dengan masalah-masalah tersebut? Jangan biarkan lidi-lidi dalam setiap masalah anda menjadi sekumpulan lidi dalam sebuah sapu lidi. Saya tidak pernah terpikir bagaimana sapu lidi dapat membersihkan beberapa debu kecil yang tercecer dilantai. Sapu lidi sangat tidak berguna akan hal ini. Begitu juga dengan masalah-masalah yang anda alami, jika masalah tersebut akan tumpuk menjadi satu dan berharap terjadi penyelesaian di lain hari itu sama saja menugaskan diri anda membenahi atau membersihkan sisa-sisa kotoran yang tersisa di didiri anda. Tetapi jika anda tetap bersikeras membereskan masalah ini sebelum masalah lain muncul didalam hidup anda, saya yakin anda akan mampu membersihkan masalah-masalah yang berikutnya karena anda tidak memerlukan sebuah alat untuk membersihkan masalah tersebut yang anda perlukan adalah menemukan berbagai jalan alternartif jika terjadi kebuntuan dari masalah yang anda alami saat ini.
Pikirkan dari sekarang berbagai kemungkinan jalan keluar bisa jadi ini merupakan peluang anda untuk  penyelesaian masalah tersebut. Tidak harus mengumpulkan masalah demi masalah dan meratapi nasib anda bahwa anda telah jatuh ke jurang lebih dalam. Semakin dalam anda merasakan bahwa sesungguhnya saya ini berada di dalam jurang, semakin lama anda membentuk mental ketidak percayaan diri yang menyatakan apakah saya mampu menghadapi ini.
Bangun mental anda mulai detik ini juga. Jangan biarkan pikiran terdalam anda mempengaruhi kepercayaan diri anda dan anda mengalami keterpurukan di dalam pada prinsipnya yang selalu anda ingat adalah jika lidi-lidi dalam masalah anda dapat terselesaikan dia tidak akan mengikat masalah-masalah anda sehingga tetap menjadi utuh layaknya sapu. Tetapi anda bisa menggunakan lidi-lidi dalam masalah anda sebagai cambuk dengan mengartikan bahwa jika sekumpulan lidi begitu susah saya patahkan, mengapa saya tidak mematahkan satu lidi saja. Begitu lidi yang baru muncul akan saya patahkan kembali. Begitu seterusnya dalam memandang hidup bahwa hidup bukanlah sebuah sapu lidi.    

Kamis, 24 Maret 2011

Dia tidak tidur




“Gagal lagi” ini adalah kegagalan ku yang lebih dari ke sepuluh kalinya, hingga aku lelah untuk mencobanya kembali.  Setiap aku berusaha keras pasti hasilnya tidak sesuai dengan yang ku harapkan.  Sungguh aku sudah menyerah untuk membuka usaha sekian kalinya. Bukannya keuntungan yang ku dapat justru aku sering mengalami kegagalan. Aku sudah menjual hampir seluruh harta ku untuk mencoba peruntunganku di dunia wira usaha.
Ahhhhhh rasanya aku ingin berteriak mengapa aku tidak pernah diberikan sebuah kesempatan untuk menikmati peruntungan di dunia bisnis. Kini aku harus angkat kaki dari rumah yang telah ku beli dengan hasil kerja kerasnya, sebentar lagi pasti petugas itu datang kembali untuk memperingatkan untuk ketiga kali nya bahwa aku harus meninggalkan rumah karena surat-surat rumah ini ku jaminkan untuk meminjam uang di bank. Kemana aku harus pergi, untuk membawa dua anakku ini. Kadang aku tidak rela dengan apapun yang terjadi untuk hidupku, suamiku meninggal 3 tahun lalu dan meninggalkan rumah ini.
Aku selalu mencoba untuk membuka usaha dengan sedikit harta peninggalan dari suami dahulu. Tetapi kenyataan tak bisa ku raih di depan mata. Setiap kali aku berusaha, setiap kali juga aku mengalami kegagalan. Oh Tuhan apa yang kau ingin kau lakukan padaku. Aku mempunyai dua anak yang harus ku biayai sendiri. Haruskah ke dua anakku juga mengalami hal ini.  Suara telp menggugah lamunanku, suara telepon yang sebenarnya tidak ingin ku dengar yang mengabarkan bahwa dua hari lagi petugas penyitaan akan datang dan dia memberitahu bahwa aku harus siap sedia untuk mengosongkan rumah ini.
Beberapa isi dari rumah ini sudah ku jual untuk kebutuhanku sehari hari. Anakku yang paling kecil yang masih berusia 5 tahun danti sempat menanyakan kepadaku, mengapa aku membereskan barang-barang ini. Sungguh aku tak kuasa memberikan kedua anakku bahwa sebenarnya kita harus meninggalkan rumah yang menjadi kenangan aku dan suamiku. Aku tidak pernah meminta berlebihan, yang penting cukup untuk membesarkan ke dua anakku, tetapi sekali lagi nasib keberuntungan tidak lagi berpihak padaku. 
Setiap kali aku memasukkan sisa barang-barang ini ke kardus, air mata ini tak pernah bisa berhenti untuk menangis. Anakku pertama sesekali menghapus air mata ku dan mengatakan padaku “bu, sabar yah bu. Ani pernah belajar di sekolah kalo kita harus sabar jika menghadapi masalah” aku mencium anakku. Ani dengan umurnya yang 12 tahun tahun sudah tahu dengan masalah ku. Aku berusaha untuk tetap tegar di kedua anakku tetapi tetap saja setegar-tegarnya aku pasti ada saatnya aku mengalami suatu kelelahan dalam menghadapi masalah-masalahku.
Ani tetap membantu ku untuk membereskan semua barangnya untuk masuk ke dalam kardus. Sedangkan danti di sibukkan dengan mainanya, sesekali dia mengalihkan pandangan ke kami. Aku hanya menoleh tersenyum kepadanya, sesekali aku melambaikan tangan kepadanya.  Sedikit pun rencana akan kemana belum terpikir oleh ku, rasanya sungguh aku tak ingin waktu dua hari datang secepatnya. Rasanya aku ingin memperlama hari. “ni, ibu bingung kita harus tinggal dimana” ani  permata hatiku hanya tersenyum kepadaku, dan mengatakan “bu, kita coba yuk bu di rumah nenek”   “Bantu ibu yah nak” Ani menganggukan kepalanya sesekali dia mencium ku. Oh aku sesungguhnya tidak tahu bagaimana aku harus menghadapi hidupku selanjutnya dengan uang hanya seratus ribu di tanganku.
Semua barang-barang telah ku jual, aku tidak tahu bagaimana membesarkan kedua anakku. Mengapa terkadang Tuhan tidak mendengar doa ku. Berkali-kali aku memohon untuk diberikan kemudahan, tetapi justru beraneka macam kesulitan yang aku hadapi.
Oh Tuhan apakah aku harus mempercayai Mu kembali. Mereka membutuhkan hidup selanjutnya, apalagi aku kini di tinggal oleh suamiku. Bagaimana caranya aku bisa membesarkan mereka. Akhirnya hari itu tiba, hari dimana aku harus melangkahkan kaki untuk meninggalkan rumah bersama ke dua anakku.
Hanya dua kardus yang aku bawa yaitu berisi baju-baju dan sedikit mainan yang bisa ku bawa. Aku mencoba kembali ke rumah ibu ku, semoga dia masih bisa menerima ku. Mengingat aku pernah mengecewakan ibu, ketika dia datang ke rumahku. Aku belum sempat melayani ibuku, karena kesibukan usahaku yang menyita waktuku. Sesampai di rumah ibu, aku menangis tersungkur di kaki ibu dan memohon maaf kepadanya. Sungguh aku sudah tak kuat untuk menghadapi semua kegagalan ku ini. Kalo saja aku tidak ingat ke dua anakku mungkin saja aku sudah mengakhiri hidupku. “yu, berdirilah. Ada apa kamu seperti ini?” aku menceritakan semuanya kepada ibu. Ibu akhirnya mau menerimaku untuk tinggal di rumahnya.  “Yu, Kau ambil air wudhu sana, berdoalah agar kau tenang” aku sedikit bertanya apakah sesunggunya doa masih berlaku untukku.
Apakah Tuhan bisa mendengar semua keluhanku? Lalu dimana Tuhan ketika aku sering memohon untuk segala sesuatunya. Setidaknya kepercayaanku terhadap Tuhan hampir saja sirna, kalo ibu tidak mengingatkan aku untuk berdoa. Aku sudah lupa kapan terakhir kalinya, aku bisa mengingat tentang Tuhan.
Mungkin benar apa kata ibu dan anak pertamaku, Tuhan hanya menguji kesabaranku. Ani berkata padaku “Bu, Tuhan tidak pernah tidur kok bu. Pasti akan mendengarkan doa kita kok.” Ani menggandeng tanganku dan mengajakku beribadah. Sehari-hari ani selalu mengingatkan aku agar jangan lupa berdoa.  “Bu, kalo kita berdoa setiap hari pasti Tuhan bisa kasihan sama kita”. Hingga saat itu aku berubah menjadi lebih religus, dan berpasrah diri. Akhirnya doa ku terjawab setelah sekian tahun lamanya, dengan keberhasilan ke dua anakku.
Hadiah yang paling berharga untukku, ketika di umurnya ani yang baru ke 25 tahun tetapi dia bisa mengembalikan rumah yang menjadi peninggalan ayahnya dahulu. Beberapa tahun itu telah berlalu lebih dari 15 tahun sudah aku menghadapi segala hal yang bernama proses kesabaran. Anakku membukakan hati ku untuk selalu sabar dalam menjalani sebuah proses akhir yaitu tahap berpasrah diri.
Inilah buah dari segala kesabaranku, dia menghadiahkan rumah yang pernah menjadi tempat tinggal kami dahulu. Aku menciumnya dan mengatakan terimakasih untuk segala kekuatan yang selalu dia berikan padaku. “Bu, berterima kasihlah kepada Nya, karena Dia tidak pernah tidur satu detik pun” aku tersenyum dan memeluknya.

Rabu, 23 Maret 2011

Pelajari INSTING anda!




Tanpa kita sadari ternyata ribuan sel di dalam otak kita menyimpan misteri yang sangat luar biasa. Misteri yang terkadang tak bisa terpecahkan dengan akal sehat sekalipun.
Otak kita terbiasa memicu dengan hal-hal yang baru, sehingga tanpa kita menyadari sekalipun sebagian kecil dari sel-sel dalam otak bekerja sama untuk menciptakan peluang. Dan peluang-peluang tersebut terkadang terabaikan oleh segala pimicu didalam pikiran kita.
Padahal peluang tersebut bisa jadi adalah penentu dari segala keberhasilan kita. Tetapi jika kita mampu mempelajari segala peluang yang tercipta dari sel-sel otak yang sangat luar biasa ini, kita mampu membaca segala situasi tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di kehidupan masa datang. Dan dengan cara membaca tersebut dapat dikatakan kita belajar lebih dalam mengenai insting. Banyak orang yang tak menyadari bahwa setiap orang diberikan karunia yang luar biasa untuk mengenali insting. Kemampuan tersebut terlewatkan oleh beberapa situasi yang terabaikan oleh kita.
Kalo saja kita dapat mempergunakan insting semaksimal mungkin, kita dapat mencium peluang-peluang keberhasilan dengan mudah. Banyak sekali yang masih belum percaya bahwa insting dapat bekerja maksimal untuk titik-titik keberhasilan itu. Untuk mengelola insting yang lebih baik agaknya kita perlu berusaha lebih giat untuk mempelajari dan menganalisa setiap peluang yang kita peroleh. Seberapa besar tingkat keberhasilannya untuk memperoleh tangga kesuksesan yang diinginkan? Atau juga bisa belajar dari  mengamati berbagai situasi dan membayangkan segala resiko dan tingkat rintangan yang akan kita hadapi.
Dengan cara seperti itu lama kelamaan kita sudah mulai terbiasa membiarkan insting kita bekerja lebih dalam. Dan saatnya kita mulai belajar mengatakan “saya tahu, saya bisa karena insting saya mengatakan itu." 

Mengalah bukan berarti kalah





“Mengalah bukan berarti kalah” kata itu pernah disampaikan seorang teman  kepada saya. Ketika  mengalami masalah yang sulit dalam menghadapi pekerjaan. Dimana pada saat itu saya bertentangan pendapat dengan seorang pemimpin. Kemudian kalimat  yang kemudian diterapkan agar mendapatkan kinerja yang maksimal untuk melakukan pekerjaan. Tetapi tetap saja keganjalan hati masih dirasakan pada saat itu.
Rasa jengkel dan rasa ingin diakui oleh sebuah lingkungan menjadi sebuah tanda tanya besar yang mengganjal dihati apa yang sebenarnya saya cari? Kemudian berpikir kembali apa yang sebenarnya saya harapkan dari sebuah perusahaan yang memperkerjakan saya? Apakah perusahaan sebenarnya dapat memajukan jalan pikiran saya ataukah justru sebaliknya ketika mengetahui adanya ketidak cocokan justru ini adalah boomerang untuk saya yang berarti pikiran itu dapat menghambat segala keinginan untuk berbuat sesuatu yang lebih baik dari sebuah perusahaan. Agaknya segala hal harus dipertimbangkan dalam hal pilihan hati. Hanya ada dua pilihan pada saat itu, ingin tetap tinggal dan mengembangkan yang sudah ada atau berusaha mencari yang lebih baik lagi.
Segala keputusan harus dipertimbangkan lebih dalam lagi. Ketika saya memutuskan untuk memulai pekerjaan pada saat itu ambisi saya adalah ingin mencari ilmu sebanyak-banyaknya agar suatu saat nanti saya bisa memperkerjakan orang bukan hanya menjadi seorang karyawan saja. Sebenarnya ini juga menjadi cita-cita saya saat ini, yang banyak melihat angka pengangguran semakin bertambah di Negara ini. Tetapi menjadi seseorang yang banyak memperkerjakan orang atau biasa disebut sebagai pengusaha bukanlah sesuatu hal yang gampang.
Selain modal yang harus dipikirkan baik-baik setidaknya pikiran kita harus seratus langkah lebih maju dibandingkan menjadi seorang karyawan biasa. Tetapi karena sebuah masalah ini membuat saya menjadi memikirkan kembali ambisi saya sebagai seorang pengusaha. Memang rasanya tidak semudah seperti membalikkan tangan, setiap usaha pasti akan mengalami sebuah hal yang dinamakan kegagalan. Tetapi jika kita tidak pernah mencoba kita tidak pernah dimana titik keberhasilan kita saat ini.
 Untuk mencapai titik keberhasilan rasanya harus mencoba terlebih dahulu bagaimana kegagalan tersebut. Jika kita takut akan kegagalan kita tidak pernah berada di titik keberhasilan yang di inginkan.   Jangan pula membayangkan kata kegagalan dalam setiap usaha yang kita jalani. Tetapi bayangkanlah anda seorang yang tangguh dalam menghadapi segala resiko dan memiliki sejuta rencana untuk menghadapi sebuah kata kegagalan.
Cukup sulit untuk menerima kata kegagalan. Tapi jadikan kata kegagalan adalah pemicu kita untuk mencapai dynamite keberhasilan. Untuk saat ini menjalani apa yang sudah saya mulai, dengan tingkat keinginan yang masih di simpan hingga suatu saat nanti ketika saya sudah siap untuk menjadi seorang pengusaha. Keinginan-keinginan tersebut akan dikembangkan untuk dapat menjadi kenyataan. Kemudia berusaha untuk menjalankan sesuatu yang sudah mulai dengan terus menggali apa yang bisa saya lakukan untuk sebuah perusahaan. Untuk hal ini ketika saya dapat memajukan perusahaan berarti  sudah dapat memiliki kendali dan modal untuk usaha pada nantinya. Berpikir positif terhadap hal yang saya lakukan merupakan cara yang baik untuk memperoleh hasil yang maksimal.  
Dengan menyusun segala  rencana yang baik dapat di jadikan amunisi sebagai modal memperoleh ilmu yang berharga.  Dan seperti kata teman saya mengalah bukan berarti kalah. Bertahan juga bukan berarti kita kalah, tetapi bertahan adalah belajar untuk memperoleh modal dari beberapa situasi yang dialami sebuah perusahaan.
Mengamati keadaan dan belajar dari segala situasi yang adalah cara yang baik untuk mendirikan sebuah usaha yang saya inginkan. Belajar dari setiap kegagalan yang dialami oleh perusahaan saat ini merupakan cara yang terbaik dalam belajar. Untuk itu pula ini dapat dijadikan modal untuk mengantisipasinya agar meminimalisir kegagalan tersebut.  

Senin, 21 Maret 2011

Antara pertapa dan pemimpi



Pertapa memiliki tingkat pengendalian diri yang cukup baik. Ini bisa di lihat ketika mereka selalu bisa mengendalikan keinginan-keinginan terhadap duniawi. Untuk mewujudkan dan meraih nilai keberhasilan rasanya kita juga perlu melihat bagaimana seorang pertapa mengendalikan diri mereka untuk tetap fokus kepada pertapaanya.
Fokus,  kata yang kedengaran sangat mudah ini tetapi jika telah disibukkan dengan mimpi-mimpi yang hendak di wujudkan kata ini menjadi sangat sulit di kendalikan. Sedangkan pemimpi memiliki semangat yang luar biasa terhadap segala keinginanya. Mereka selalu berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.
Pemimpi dan pertapa memilki sifat yang sangat berbeda satu sama lain. Tetapi banyak pemimpi yang akhirnya sering mengalami kegagalan terhadap mimpi. Banyak dari mereka menyerah dan   tak jarang dari mereka menjadi kehilangan arah dalam rencana mereka sendiri. Bahkan rencana-rencana yang mereka susun dengan sangat baik dapat terabaikan karena pengendalian yang kurang baik dari diri sendiri.
Dengan menjadi pertapa memang sangat bertolak belakang terhadap motivasi untuk meraih keberhasilan diinginkan. Kebanyakan dari pertapa tak memiliki ambisi terhadap tingkat kesuksesanya.
Bagi mereka, bisa dikatakan sukses bila saja mereka bisa mengendalikan segala hawa nafsu dan meninggalkan pikiran mereka untuk keinginan materi. Tetapi seorang pemimpi baiknya mereka juga melihat sebagian sisi dari seorang pertapa. Seorang pertapa selalu merenungkan segala sesuatu bahkan sering melakukan intropeksi diri.  Mereka selalu menerima dengan lapang dada, segala kesalahan-kesalahan dan berusaha menjadi pertapa yang lebih baik lagi. Mereka selalu mencoba untuk meninggalkan hawa nafsunya, walaupun gagal tetapi mereka tetap fokus terhadap pengendalian diri.
Sedangkan untuk Sang pemimpi Jika mereka ingin bermimpi rasanya juga harus menyadari bagaimana tingkat pengendalian dirinya terhadap mimpi tersebut? Terlalu berambisi untuk mewujudkan mimpi bukan cara yang baik pula bagi seorang pemimpi. Kata ambisi dan pengendalian diri memiliki makna yang sangat bertolak belakang. Tetapi ketika sang pemimpi berhasil untuk menyeimbangkan kedua hal tersebut ini menjadi sangat baik untuk mewujudkan titik keberhasilan yang mereka inginkan. Apalagi ketika mereka telah menyusun berbagai rencana untuk dapat mewujudkanya, ambisi tanpa disertai pengendalian diri rencana tersebut hanya menjadi sebuah rencana.

Tetapi jika sang pemimpi berambisi dan mengendalikan dirinya berbagai rencana dapat mereka wujudkan sebagai sebuah kenyataan yang sangat indah. Selain itu pemimpi harus memiliki sikap mengintropeksi diri yang sangat baik, mereka harus mendengarkan segala masukan terhadap  usaha yang mereka telah lakukan. Jika mereka menyadari telah memilih cara yang salah, mereka siap untuk mecoba kembali cara-cara baru yang membuat mereka nyaman untuk keberhasilan.
Dengan cara menyeimbangkan pikiranya untuk bisa menjadi pertapa, sang pemimpi dapat mencapai kesuksesan yang diinginkan.     

Belajar dari semut




Semut adalah hewan yang sangat kecil. Bahkan jika hewan ini dibandingkan dengan jari kelingking bayi manusia yang baru lahir pastilah semut terlihat lebih kecil. Tetapi tahukah anda jika hewan sekecil itu memiliki kecerdasan yang luar biasa? Memang tidak bisa di samakan dengan manusia, tetapi setidaknya manusia harus lebih banyak belajar dari seekor semut. Banyak hal yang menakjubkan dari seekor semut.
Semut adalah perancang desain yang sangat baik dalam membuat sarang dengan kerja samanya semut memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam membuat sarang. Tak hanya itu saja seekor semut memiliki tekad yang pantang menyerah. Coba saja anda berusaha untuk mengacaukan jika seekor semut berjalan, pasti sang semut selalu berusaha untuk mencari jalan keluarnya. Dia akan terus mencoba untuk menemukan jalan keluarnya.
Bahkan ketika anda memasang tangan untuk menutup semua akses jalan untuknya, semut selalu mencoba semua peluang untuk mendapatkan jalan.  Tetapi kebanyakan hal ini tidak disadari manusia. Seseorang gampang sekali menyerah ketika menghadapi masalah  dan kebanyakan dari mereka tidak berusaha untuk mencari jalan keluar jika mengalami kebuntuan terhadap setiap masalahnya. Bahkan ketika telah menemukan jalan keluar dan mengalami kegagalan terhadap jalan keluar tersebut seseorang jarang sekali mau bangkit kembali dalam memperoleh keberhasilan.  
Satu hal yang sangat menakjubkan adalah kerjasamanya untuk meraih sesuatu. Semut tidak pernah terlihat sendirian ketika dia memperoleh makanan. Mereka selalu beriringan untuk memperoleh makanan. Kerja sama yang sangat baik yang layaknya patut kita tiru. Jika anda mungkin berada dalam tim kerja, bisa  saja terjadi persaingan hanya karena ingin memperoleh target bersama.
Bahkan tak jarang kerja sama dalam tim itu tidak terjalin cukup baik karena pengaruh rasa ego masing-masing pihak. Ini tidak terlihat dari semut. Semut selalu menunjukkan rasa kerjasama yang sejati yang layak di tiru jika kita mengalami kerjasama dalam tim.
Tahukah anda selain memiliki rasa kerja sama yang sangat luar biasa semut juga memiliki tingkat displin yang luar biasa. Pernahkah anda melihat hanya seekor semut sendirian disuatu tempat rumah anda? Pasti tidak, semut selalu berjalan bersama-sama ini dapat kita lihat tingkat kedisplinan yang luar biasa. Mereka selalu mengingat untuk berjalan bersama-sama.
Mereka memiliki tujuan jika menghadapi aral rintangan di depan mata mereka dapat saling membantu. Tak hanya itu saja, semut tidak akan pernah berhenti bekerja jika melihat sarangnya belum sepenuhnya jadi.  Ini menunjukkan tak hanya kedisplinan juga tetapi rasa tanggung jawab yang sangat luar biasa dalam membuat sarangnya. Lalu ketika anda bertanya pada diri anda sendiri, Apakah saya menyadarinya bahwa saya  memiliki tingkat kedisplinan? Ataukah Saya sudah sangat bertanggung jawab terhadap apa yang saya lakukan? Tanpa kita sadari hewan sekecil semut dapat memberikan pelajaran yang sangat bermakna untuk kita. Untuk itu rasanya kita harus memetik semua pelajaran-pelajaran yang baik dari lingkungan kita sehari-hari walaupun hanya seekor semut.