Cari Blog Ini

Selamat datang di Inspirasiku

Realisasi Mimpi = Doa +Optimis + Positif Thingking+ Usaha + Mental Baja :)

Selasa, 28 Juni 2011

Kelahiran yang baru dengan penuh kesabaran


Masalah yang datang begitu saja membuat terkadang kita menjadi jengkel dan marah dengan menyatakan bahwa kenapa masalah selalu datang dan membuat saya semakin kelam? Adapula yang pernah bercerita kepada saya bahwa kini hidupnya menjadi lebih sabar karena berbagai masalah yang datang beruntun yang mau tidak mau memberikan ketahanan mental yang luar biasa untuk menghadapinya.
            Ketika itu dia mengalami kegagalan yang berulang kali untuk menjalin hubungan asmara dengan lawan jenisnya. Dia selalu disakiti dengan pria-pria yang mengenal dirinya. Terkadang dia hanya dimanfaatkan sebagai  hanya untuk hasrat seks dengan alasan atas nama cinta. Padahal dia sudah benar-benar mencintai pria tersebut tetapi pria tersebut akhirnya menyakiti dirinya. Tak hanya itu saja bahkan ketika gadis itu sudah menemukan satu pria sebagai teman yang nyaman untuk berbicara kemudian justru hal yang sama terjadi padanya.
            Sehingga pada saat itu dia merasa tak berguna untuk menjalani kehidupanya jika hal yang dialami adalah hal yang sama yaitu selalu menjadi hasrat penyalur seks bagi kaum  pria. Padahal hanya satu yang dia inginkan adalah mencintai dirinya dengan sangat tulus. Tetapi banyak pria yang akhirnya justru memanfaatkan dirinya. Keadaanya semakin terpuruk kala itu tidak pernah ingin mengenal satu pria pun yang hidup didunia ini dia beralih untuk menyukai sesama jenis. Tetapi justru apa yang dia rasakan selama ini yang tidak pernah dia dapatkan dari seorang pria untuk mencintai dengan tulus dirinya didapatkan dari seorang wanita.
            Memang perbuatan mencintai sesama jenis bukanlah sebuah perbuatan yang wajar, hanya saja kita sebagai manusia tidak bisa menyalahkan sepenuhnya mengapa dia berbuat hal demikian.
            Cerita tak hanya sampai disitu saja, ketika dia sudah mulai merasa nyaman untuk dicintai sesama jenisnya hatinya berontak dan mengatakan bahwa rasa cinta yang sebenarnya mengapa sangat hambar? dia mencoba mencari alasan mengapa dia berbuat hal demikian?
            Hatinya menjawab bahwa dia hanya ingin mencari kedamaian tetapi beribu masalah yang ada didepan matanya mau tidak mau menguji dirinya untuk mampu menghadapi semua itu. Pernah suatu kali dia menyerah terhadap kehidupanya dia berteriak kepada dunia bahwa semua lelaki adalah memiliki mental yang bejat. Hanya itu yang bisa dia lakukan pada saat itu, masalah yang datang tidak membuat dirinya bahagia.
            Dia tidak bisa menikmati kehidupan yang sesungguhnya. Waktu terus berlalu sehingga kini dia mulai merasa kesalahan pada kehidupan yang harus dibenahi untuk dirinya. Dia mulai melakukan intropeksi apa yang salah didalam diri ini? mengapa hal ini terjadi padanya? Dahulu dia adalah jiwa yang penuh dengan emosi dan amarah, dahulu pula dia tidak dapat mengendalikan sifat-sifatnya.
            Dia juga salah satu mahkluk di dunia ini yang tidak pernah mengerti arti kesabaran. Kini ketika dia menjadi manusia yang dapat mengendalikan segala emosinya, dia memiliki jiwa yang sangat tenang. Dan kini satu hadiah yang luar biasa yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya adalah sebuah kado yang berjudul “selamat kini kau sudah memiliki kesabaran” kesabaran bisa dimiliki ketika kita sanggup untuk melewati segala beban yang sangat berat didepan mata kita. Beban tersebut semakin ditambah kembali sehingga ada sebuah ungkapan yang tepat menggambarkan hal ini adalah “sudah jatuh tertimpa tangga pula” tetapi hikmah dari sebuah perjalanan proses kehidupan yang sulit adalah saat ini kita sudah memiliki nilai kesabaran yang luar biasa.
            Kita akhirnya dapat memahami bahwa masalah yang datang pada akhirnya akan membawa berkah yang luar biasa. Nilai kesabaran menjadi sangat penting untuk menunjang jalan kehidupan diri ini. Jika suatu saat kita mengalami kembali persoalan yang lebih berat lagi diharapkan kita menjadi lebih siap dan memiliki daya tahan yang luar biasa karena sebuah nilai kesabaran tersebut.
            Nilai kesabaran yang baik adalah ketika kita sendiri mampu mengukur seberapa sabarnya kita terhadap sebuah masalah. Dengan nilai kesabaran tersebut diri ini lahir kembali menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  

Senin, 27 Juni 2011

Ini akan berakhir






Lihatlah kedepan sebenarnya itu adalah garis finishnya. Kita pasti bisa melaluinya dengan kesungguhan hati dan rasa percaya diri yang luar biasa. Sesungguhnya kita hampir melangkahkan kaki ini ke garis itu, maka segera bangkitkan seluruh kekuatan dalam tubuh ini untuk mengejarnya. Jangan pernah membayangkan bahwa masalah yang kita hadapi sekarang tidak pernah berakhir.  
            Jika kali ini kita terlibat dalam masalah yang tidak pernah ada ujung penyelesaianya maka saatnya menyampaikan sebuah pesan kedalam pikiran ini bahwa semuanya akan berakhir.
            Saya terinspirasi dengan seorang teman yang sebagai penderita HIV AIDS positif, pada awalnya dia tidak menerima keadaan dirinya. Mengapa hal demikian terjadi padanya?  Dia mengutuki dirinya sendiri apa salahnya sehingga penyakit tersebut ada didalam dirinya? Dia tidak pernah melakukan apapun yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain hanya saja. Dia selalu mengatakan kepada saya “Apakah saya memiliki banyak dosa, sehingga saya pantas untuk memiliki penyakit ini?”  Ini masalah yang sangat berat dalam hidupnya, penyelesaian yang diharapkan darinya tentu dia ingin kembali seperti semula. Tetapi sesungguhnya hanya keajaiban yang bisa menyembuhkan virus tersebut.
            Di tahun pertama dan kedua dia menolak segala hal yang sudah ditetapkan olehNya. Dia merasa bahwa hidupnya tidak akan bertahan lama dengan virus yang mematikan tersebut, sehingga terkadang dia lelah dengan hal seperti ini. Pernah suatu kali dia menyatakan “mengapa masalahnya tidak pernah dapat terselesaikan? Ini akan tidak pernah berakhir hingga hari kematian saya. Sungguh saya sudah menyerah dengan keadaan seperti ini”
            Di Tahun ke tiga dia mulai bangkit dari keterpurukanya, dia merasa walaupun masalahnya tidak akan pernah terselesaikan setidaknya dia sudah berbuat yang terbaik untuk dirinya sendiri. Setiap harinya dia selalu melakukan yang terbaik untuk kehidupanya sendiri dan orang lain. Dia sudah bisa menyadari, bahwa ketika ini akan berakhir akan membuat sebuah lukisan kehidupan yang berarti untuk dirinya.
            Dia tidak pernah ingin menyesal terhadap kehidupan yang diberikan. Setiap hari dia selalu mengisi hari-harinya dengan kebahagian dirinya dan untuk orang lain. Dia selalu membantu untuk memotivasi teman sesamanya. Kini sudah hampir 7 tahun dia mampu bertahan dengan keadaan tubuh yang telah terinfeksi virus positif tersebut. 
            Didalam hal ini sebenarnya virus tersebut tidak akan pernah berakhir, hanya saja masalah yang dialaminya sudah berakhir dengan sempurna. Dia mampu bangkit dan menikmati kehidupan selanjutnya.
            Masalah yang lama sudah terselesaikan dengan sempurna yaitu ketika dia tidak dapat menikmati waktu-waktunya dalam kehidupan, kini dia sudah mampu menyerahkan semua kepada Nya dengan membuat hari-hari esok semakin berwarna. Dia tidak akan pernah menyesal akan karunia yang luar biasa yang diberikan untuk memotivasi teman-temannya. Baginya adalah kehidupan harus dijalani dengan keindahan dan nilai-nilai positif.
            Dalam masalah diatas, persepsi orang-orang yang berbeda menganggap masalahnya tidak akan pernah selesai, karena dia terinfeksi HIV AIDS positif yang hingga kini belum ditemukan sebuah obat yang mampu menyembuhkan penyakitnya. Tak jarang dari kita menilai bahwa ini tidak akan pernah berakhir sampai kapanpun. Ini akan berakhir sampai batas umur kita yang telah ditentukan olehNya. Tetapi bagiNya masalah tersebut sudah berakhir masalahnya adalah ketika dia tidak menolak ketetapan yang sudah diberikan olehNya.
            Masalahnya telah berakhir ketika dia mampu bangkit dengan menjalani esok hari dengan lebih berwarna. Telah berakhir juga karena dia mampu tersenyum menikmati keindahan dunia dengan nilai-nilai positif tersebut.
            Andaikata dia tidak pernah bisa untuk memaknai hari nya begitu indah makanya kita tidak pernah tahu kapan masalah tersebut akan berakhir.  Kita belajar satu hal dalam penggambaran diatas bahwa semua masalah pasti memiliki garis akhirnya. Jika kita mengalami kesulitan dalam penyelesaian itu karena saat ini kita tidak pernah percaya bahwa ada garis akhir yang menandakan bahwa sebuah masalah akan dapat terselesaikan.  
            Saya juga terinspirasi dengan sebuah cerita seorang anak yang berada dinegeri seberang yang merawat seorang ayah dari umurnya 8 tahun, ibu sudah meninggalkan dirinya ketika mengetahui bahwa suaminya terbaring tak berdaya. Keadaan perekonomianya tidak menunjang ia untuk berbuat lebih jauh terhadap ayahnya. Dia sangat  menyayangi ayahnya, setiap hari dia merawatnya dengan segala kasih sayangnya dari makan hingga memandikanya. Dia juga tidak meninggalkan sekolahnya yang ditempuh dalam waktu yang cukup jauh, untuk membiayai sekolahnya dia bekerja menjual makanan kecil dari desa ke desa.
             Tanggung jawab di rumahnya tetap dia jalankan dengan senang hati. Hal ini sudah dijalankannya hingga umurnya menginjak 14 tahun, dia pun dapat meracik obat-obatan untuk ayahnya yang dia bisa ditemukan sepanjang perjalanannya melewati hutan. Sehingga dia menjadi sehingga menjadi orang yang ahli untuk membuat obat-obatan untuk ayahnya, pengalamanya didapatkan dari belajar literature tentang obat dan pengamatan yang dilakukan oleh seorang suster. Sehingga di usianya yang 12 tahun dia mampu membuat obat-obatan untuk ayahnya. Dia mampu memilah-milah bahan apa-apa saja yang diambil dari Hutan yang dapat di tolerir untuk membuat racikan obat untuk ayahnya.
            Hingga keadaan ayahnya semakin membaik karena kemampuanya. Semua orang  disekitarnya semakin kagum denganya hingga suatu kali dia diwawancarai oleh salah stasiun TV. Ketika dia diwawancarai stasiun TV dan menanyakan pertanyaan “hal-hal apa yang kamu inginkan sekarang” pada awalnya dia diam dan tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut. Ketika ditanya sekali lagi bahwa yang dia inginkan adalah Ibunya kembali dia menyatakan bahwa “Kembalilah ibu, kini saya sudah bisa merawat ayah. Ibu tidak perlu mengalami masalah ini” Ini adalah masalah utama yang diinginkanya.
            Permasalahan diatas adalah anak tersebut ingin menyatakan kepada ibunya bahwa ini sudah berakhir, tidak perlu khawatir lagi. Dia mampu membuat permasalahan bagi ibunya sudah berakhir. Dia tahu bahwa ibunya meninggalkan suaminya karena tidak kuat menghadapi penyakit dari suaminya sendiri. Dan pelajaran yang dapat diambil dalam permasalahan tersebut adalah kerja keras serta kasih sayang mampu membuat sebuah masalah akan berakhir. Dia percaya suatu saat nanti dia mampu menyelesaikanya dengan sangat baik. Dia selalu berusaha setiap harinya tanpa mengeluh bahwa beban yang di tanggungnya begitu berat.
            Satu hari pun dia tidak mengeluh dengan beban di usianya tersebut tetapi selalu berusaha untuk membebaskan dirinya dari belenggu masalah yang dihadapi setiap harinya.
             Hal ini terkadang tidak mampu kita temukan di dalam diri ini. Jika beban sudah terlalu berat biasanya kita mengeluh dan berteriak “saya sudah tidak kuat” dan akhirnya menganggap bahwa ini tidak akan pernah berakhir. Percayalah bahwa ini pasti akan berakhir, kita mampu menghadapinya dan bangkit dari keterpurukan masalah. Ini akan berakhir tanamkanlah hal ini dalam pikiran ini sekarang juga.

Kamis, 23 Juni 2011

Jiwa yang tenang



Masalah yang datang bertubi-tubi membuat perasaan emosi menyatu didalam pikiran, sehingga ketika ingin apa yang kita lakukan saat itu tidak bisa berkonsentrasi terhadap pemecahan masalah yang terjadi. Ketika itu akumulasi dari perasaan emosi yang didahulukan terlebih dahulu sehingga dalam keadaan yang tidak terkondisikan dengan baik misalnya panik harus bisa menemukan jalan keluar terhadap masalah yang terjadi. Hal ini tidak semudah yang dibayangkan jalan keluar tidak dapat ditemukan dari ketidaktenangan pikiran.
            Hal yang pertama dilakukan ketika berhadapan dengan masalah yang rumit terlebih dahulu adalah menenangkan segala pikiran dan emosi yang mungkin akan membuat bergejolak didalam dada. Jika pada saat kita menerima masalah mampu mengendalikan emosi maka akal sehat pun mampu ditemukan dengan sangat mudah. Bandingkan ketika pada saat itu kita menerima masalah dengan panik hingga perasaan marah bahkan yang lebih sering lagi terkadang kita menemukan perasaan tak ingin disalahkan, maka saat itu jangankan kita berharap jalan keluar yang terang.
            Pada saat itu kita masih berkutik pada hal yang sama yaitu problematika pengendalian emosi dalam menghadapi masalah. Pengendalian emosi menjadi hal yang utama dan penting yang harus dilakukan untuk memperoleh ketenangan yang diinginkan. Tetapi sebaliknya jika pada saat itu kita menerima masalah dengan emosi yang labil maka jangankan kita berharap lebih untuk menemukan penyelesaian terhadap masalah yang kita temui pada saat itu hanyalah rasa amarah memuncak dalam berhadapan masalah.
            Penyelesaian masalah harus bisa diselesaikan dengan kepala dingin bukan dengan keadaan yang sangat emosional. Berlatihlah untuk memiliki tingkat emosional yang baik dalam menghadapi segala sesuatunya. Jika kita memiliki nilai positif didalam diri ini kemungkinan dapat untuk memiliki pengendalian emosi dengan tingkat yang baik. Nilai positif dibangun sebagai benteng pertahanan didalam diri ini untuk membuat perubahan didalam menghadapi suatu masalah diantaranya adalah tingkat emosional.
            Ketenangan menghadapi sebuah masalah dinilai menjadi sangat penting karena kita bisa mendapatkan proses dan hasil yang lebih baik dibandingkan ketika menghadapi dengan memakai kemarahan yang luar biasa. Ketika kita mengeluarkan kemarahan dalam menghadapi masalah maka pada saat itu sebenarnya kita belum siap untuk menghadapi masalah yang datang. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus kita hanya semakin mengutuki masalah yang sering datang dalam kehidupan. Bahkan kita tidak mampu lagi menilai rasa syukur yang ada pada setiap masalah. Lalu bagaimana caranya untuk mengendalikan emosi tersebut?
            Pertama kali cobalah berlatih dalam mengatur nafas ketika menemukan hal-hal yang memacu adrenalin. Biasanya nafas ini akan terengah-engah ketika berhadapan hal-hal baru yang dapat memancing adrenalin ini bekerja. Jika kita masih belum mampu mengatur nafas ini, hitunglah pada saat detik ke berapa menarik dan mengeluarkan udara. Dengan cara mengatur nafas merupakan cara yang efektif untuk memperoleh ketenangan.
            Disamping itu persiapkan diri ini untuk memiliki nilai positif yang telah dipelajari sebelumnya karena ketika nilai positif sudah dapat dimiliki maka pada saat itu kita mampu memulai untuk berpikir dengan jernih. Tak hanya itu saja cobalah sekali waktu mulai berusaha untuk menghargai apapun yang telah diberikan olehNya.
            Kemudian cobalah untuk mengucapkan rasa terimakasih karena penciptaan Alam yang luar biasa. Ketika pada saat itu kita mampu mengucapkan rasa syukur terhadap penciptaan yang luar biasa maka saat itu kita belajar untuk memulai menghargai apapun yang terjadi pada alam ini. Tak hanya itu jiwa ini dapat dengan mudah menyatu dengan alam dan merasakan ketenangan-ketenangan yang belum pernah didapatkan sebelumnya.
            Penenangan diri yang dilakukan dengan semedi merasakan bagian-bagian terkecil dari keindahan alam ini merupakan hal-hal yang menarik. Pada saat kita sudah mampu menghargai apa sudah tersedia dan menerima apapun yang terjadi ketika dalam keadaan baik dan buruk merupakan langkah maju dalam memperoleh ketenangan dalam menghadapi masalah.
            Jadi sekarang ini tak perlu lagi menerima masalah dengan hati yang marah tetapi terimalah dengan keseimbangan yang terdapat dialam ini yaitu dengan membuat ketenangan yang luar biasa. Ketenangan dalam jiwa merupakan cara yang efektif dalam penyelesaian masalah yang sangat rumit didalam proses kehidupan.


Selasa, 21 Juni 2011

Kuncinya adalah percaya





Permasalahan yang sering dialami dalam mengalami kegagalan adalah terkadang kita tidak pernah yakin apakah jalan yang diambil akan menuju keberhasilan itu benar-benar ada? ataukah hal ini hanya fatamorgana yang akan menyesatkan jalan pikran ini? Kegagalan diciptakan karena memang kita yang menginginkanya. Mengapa saya mengatakan demikian selama kita merasa yakin bahwa diri ini tidak pernah berhasil, hasil yang didapatkan adalah ketidak berhasilan.
          Tetapi cobalah untuk merubah cara berpikir dalam mencoba menemukan jalan keluarnya.Pikirkanlah terus menerus keberhasilan yang diinginkan. Buatlah diri ini seolah-olah telah berhasil melakukan yang terbaik. Dan buatlah diri ini merasakan bahwa kita mampu menuju keberhasilan tersebut. Hindari memikirkan sebuah kata yaitu kegagalan. Karena dengan kita berpikir kegagalan, berarti kita sendiri yang sebenarnya menginginkan kegagalan ini terjadi. Tentunya hal ini tidak semudah yang dibayangkan. Terkadang hal yang terjadi dilapangan memaksakan pikiran ini untuk memikirkan kegagalan dengan secara cepat.
          Jika masalah yang terjadi begitu beratnya, sehingga secara cepat pikiran ini hanya berkutik dengan pertanyaaan “bagaimana kalo gagal” atau setidaknya pikiran ini tidak pernah sempat untuk memberikan jalan agar dapat melihat keberhasilan tersebut. Jika dari pertama kita tidak menyesuaikan pikiran ini dengan keberhasilan maka selamanya yang didapatkan hanyalah kegagalan.
          Kuncinya hanya satu untuk menciptakan keberhasilan dimana saat itu kita sudah memang sudah mulai yakin dan percaya bahwa masalah yang dihadapi sekarang ini dapat dengan mudah terselesaikan maka pada saat itu kita akan mendapatkan hasil yang sangat maksimal. Tetapi pada saat kejadian yang sangat berat menimpa hidup ini, dan ketidak percayaan timbul sehingga bertanya kepada diri sendiri “mampukah saya melewati ini semua?” pertanyaan tersebut sesungguhnya akan membawa kita pada gerbang kegagalan yang diinginkan. Karena pertanyaan tersebut tidak memiliki sikap dan nilai kepada diri sendiri. Bagaimana kita tahu bahwa kita akan berhasil kalo kita sendiri tidak pernah percaya terhadap diri sendiri?
          Kepercayaan terhadap diri sendiri memberikan pengaruh yang luar biasa dalam menentukan keberhasilan yang diinginkan. Untuk membentuk sebuah kepercayaan diri yang kuat memang tidak semudah yang dibayangkan. Pikiran boleh mengatakan bahwa “Ya memang saya percaya diri” tetapi tindakan tidak menunjukkan bahwa kita memiliki kepercayaan diri. Pada saat tertentu setiap orang akan mengalami krisis kepercayaan terhadap diri sendiri tetapi ketika kita tidak memutuskan untuk mengubah krisis kepercayaan diri maka pada saat itu diri ini akan semakin terus dibayang-bayangi oleh kegagalan yang ada didepan mata. Tentu hal ini tidak pernah ingin terjadi, keinginan hati ini tentu tidak pernah memiliki keinginan apabila bayangan kegagalan ada didepan mata ini.
           Untuk itu rubahlah diri ini segera melakukan perubahan terhadap diri sendiri. Dimana saatnya kita untuk menaikkan kadar kepercayaan diri untuk menghadapi lidi-lidi masalah yang sewaktu akan menusuk diri ini. Jika dari pertama kepercayaan diri ini sudah dibangun sejatinya masalah yang dihadapi saat ini menjadi sangat mudah untuk dihadapi. Bahkan kepercayaan diri yang luar biasa tidak sempat untuk memikirkan kesanggupan yang untuk menghadapi masalah yang terjadi. Justru kepercayaan diri memberikan segala persiapan yang awal dengan baik untuk menghadapi setiap masalah yang ada didepan mata.
          Mulai sekarang bangunlah sebuah kepercayaan diri yang terbentuk dari pikiran dan nilai-nilai positif didalam diri ini sebagai persiapan ketika menemukan masalah yang baru.
          Kepercayaan diri juga bisa diciptakan ketika kita telah berhasil menyelesaikan masalah yang ada. Kepercayaaan diri timbul begitu saja ketika kita sudah terbiasa berhadapan dengan masalah-masalah yang ada. Tetapi jika pertama kali kita dihadapkan dengan masalah yang berat dan tidak pernah punya pengalaman untuk menanganinya maka saatnya untuk diri ini membuat persiapan yang matang dalam meningkatkan kepercayaan diri.
          Jika saat ini kita sudah biasa untuk menjadikan diri ini berpikir dan memiliki nilai-nilai positif maka kepercayaaan diri dapat dengan mudah ditingkatkan. Kepercayaan diri akan membentuk jiwa pantang menyerah dan jauh dari keputus asaan. Jika saat itu kita sudah merasa lelah terhadap masalah yang dihadapi, kita hanya merasa kelelahan saja tetapi kita terhindar dari keputus asaan. Karena sesungguhnya keputus asaan terjadi ketika kadar kepercayaan terhadap diri sendiri mulai menurun sehingga timbullah bayangan kegagalan. Hingga kita terus dihantui bayangan kegagalan tersebut dan akhiri menuju jurang keputus asaan.
          Ketika di tengah jalan merasa lelah sehingga sedikit demi sedikit bayangan kegagalan datang begitu saja, langkah yang harus dilakukan adalah segeralah untuk meningkatkan kadar kepercayaan diri kembali. Karena kepercayaan diri sebenarnya merupakan kunci yang sangat baik dalam membuka pintu keberhasilan yang diinginkan. Temukanlah kunci kepercayaan diri ini sekarang juga!

Senin, 20 Juni 2011

Manusia pembelajar yang baik






    Tidak pernah ada yang ingin melakukan kesalahan berkali-kali, tetapi terkadang diri ini lalai dalam mengingat kembali bahwa kita telah melakukan kesalahan lagi. Kita disibukkan dengan segala persoalan dan memikirkan jalan keluar terhadap sebuah masalah yang ada. Sehingga seolah-olah diri ini sibuk untuk melakukan sesuatu terhadap masalah tersebut. Tahukah kita bahwa sebenarnya telah membuang beberapa waktu untuk memahami masalah yang terjadi.
          Kita terkadang hanya membesarkan beberapa masalah yang terjadi didalam hidup ini hingga kesempatan untuk belajar dari kesalahan itu tak dapat diperoleh. Kesempatan itu telah hilang karena sesungguhnya kita yang mensia-siakan waktu yang diberikan untuk belajar sesuatu yang berharga.
          Sebenarnya manusia diciptakan dengan akal sehat yang sangat sempurna yang bisa digunakan sebagai pembelajar yang baik. Semua manusia adalah mahkluk yang sempurna, Jika Tuhan menciptakan beberapa kelemahan yang menutupi kesempurnaan manusia, tetapi Tuhan menciptakan keseimbangan dibalik kelemahan manusia yaitu menciptakan kelebihan. Sebagai contoh jika seseorang tidak dapat melihat, tetapi dia memiliki pendengaran yang sangat tajam. Jika seseorang tidak dapat melihat dan mengalami tuli, dia memiliki ketrampilan yang luar biasa dalam menghasilkan sebuah karya. Jika seseorang tidak memiliki kedua kaki tetapi dia memiliki prestasi yang luar biasa dalam bidang olahraga. Banyak sekali hal-hal yang unik yang bisa ditemukan dari setiap orang.
          Manusia adalah pembelajar yang baik jika manusia memiliki kelemahan, manusia tersebut memiliki insting untuk mencari kelebihan apa yang dimiliki olehnya. Begitu juga ketika seseorang mendapatkan masalah yang beratnya, sebenarnya manusia bisa memiliki insting untuk tidak melakukan kesalahan yang sama tetapi terkadang insting tersebut tidak dapat bekerja secara maksimal.
          Ketika masalah besar datang begitu saja kita belum siap untuk menerimanya sehingga segala daya dalam tubuh ini disibukkan dengan keadaan untuk menolak masalah-masalah yang datang. Penolakan terhadap masalah yang dilakukan adalah dengan cara menghindari masalah yang ada. Secara mental diri ini belum siap untuk menerima segala lidi-lidi masalah yang datang sehingga dalam diri ini belum terbentuk persepsi bahwa kita sebenarnya mampu keluar dari segala beban berat.
          Persepsi diri ini masih terfokuskan kepada beban yang berat yang nanti kita dialami.
          Misalnya ketika menghadapi sebuah masalah yaitu terlilit hutang hingga menghabiskan seluruh harta kekayaan seseorang, bahkan tak hanya itu saja Hutang tersebut harus segera dibayar segera mungkin dengan nilai yang tak sedikit. Setelah menghabiskan beberapa kekayaanya ternyata masih belum mencukupi untuk membayar semua hutangnya. Perkiraan dia sangat berat dan tidaklah mungkin untuk bisa membayarnya apalagi semua kekayaannya sudah habis begitu saja untuk menutupi semua hutangnya. Berkali-kali dia mencoba untuk mengakhiri hidupnya karena masalah hutang yang dihadapinya begitu berat. Tetapi niatan itu digagalkan dengan keinginanya yang masih mencari celah kehidupan.
          Seandainya saja dia berhasil mengakhiri hidupnya pada saat itu dia tidak memiliki kesempatan untuk memperoleh pelajaran yang baru bagaimana memecahkan masalah dari belenggu hutang saat ini. Ketika kesempatan datang, kita dapat belajar dari kesalahan yang telah dilakukan. Ini terlihat ketika seseorang yang mempunyai hutang tersebut mulai menyelesaikan perlahan-lahan hutang-hutangnya. Ide-ide mulai muncul sebagai cara dalam penyelesaian hutang-hutangnya. Bahkan tak jarang kita temukan banyak sekali ide kreatif yang bisa digunakan ketika menangani masalah tersebut.
          Dia mampu menciptakan ide yang baru untuk menjual barang-barang daur ulang. Dengan cara seperti ini akhirnya dia mampu menyelesaikan hutang-hutangnya. Tak hanya itu saja bahkan dia mampu memonopoli pasar yang sangat jarang ini di luar negeri. Berkat hutangnya dia menjadi manusia yang luar biasa. Kalo saja sebuah masalah mengenai hutangnya pada saat itu tidak pernah ada mungkin sekarang ini dia tidak lagi menikmati hasil jerih payahnya selama ini.
          Sungguh luar biasa akal pikiran manusia jika mampu dipergunakan secara maksimal. Satu hal yang harus dipahami adalah kalo saja kita menerima masalah yang datang di dalam diri ini dengan suka cita dan mental yang sudah terbangun dengan sempurna kita akan siap menghadapi segala kemungkinan dan resiko yang nanti akan ada didepan mata.  
          Kita bisa menggunakan akal pikiran ini untuk bekerja keras menemukan berbagai jalan alternatif untuk menghadapi masalah-masalah yang datang. Satu catatan yang sangat berarti bahwa manusia adalah pembelajar yang baik, ketika mental kesiapan sudah terbentuk maka diri ini dapat dengan mudah menemukan setiap jalan yang ingin kita lakukan demi melepaskan ikatan yang kuat terhadap sebuah masalah.  
          Akhirnya dalam keadaan terdesak ide untuk menyelesaikan sebuah masalah dapat ditangani dengan sangat baik. Yakini didalam hati ini bahwa Ya benar sesungguhnya manusia adalah pembelajar yang baik.  

Jumat, 17 Juni 2011

Kegagalan membawa keberhasilan







Jika saat ini kita mengalami kegagalan janganlah berpikir bahwa selamanya diri ini akan semakin terpuruk, semakin kita terpuruk maka kita tidak pernah mengetahui dan merasakan bahwa ada sebuah jalan yang terang yang nanti membawa kita menuju gerbang kesuksesan. Jalan yang selama ini tidak pernah diketahui karena perasaan dan hati ini selalu merasakan bahwa kegagalan adalah sebuah bencana yang akan menghancurkan kehidupan.
          Kegagalan yang kita jadikan sebuah masalah yang baru, sehingga disibukkan dengan seluruh perasaan bersalah terhadap permasalahan yang terjadi. Hingga saat ini kita tidak pernah terbebaskan dari perasaan bersalah karena kegagalan tersebut. Semua mata telah tertutup dengan semua rasa kegagalan yang semakin menumbuhkan perasaan marah dan tidak ingin melakukan apapun juga.
          Pikiran ini telah menutup mata untuk melihat jalan yang terang. Padahal jalan yang terang akan membawa diri ini menuju keberhasilan yang diinginkan. Jika sekarang ini kita gagal melakukan sesuatu belum tentu keesokan hari kita akan gagal di kesalahan yang sama. Jika keesokan harinya kita mengalami kegagalan pula saat ini berarti kejadian mewajibkan diri ini untuk memperhatikan setiap kesalahan yang terjadi sehingga setelah berulang kali mencobanya kegagalan akan membawa pada kesuksesan.
          Seorang jenius menghasilkan sesuatu yang diinginkan pun telah mengalami kegagalan pula. Tahukah kita bahwa Thomas alva Edison baru mencoba lebih dari seribu kali baru menghasilkan sebuah lampu. Jika di tengah jalan dia menyerah begitu saja ketika telah melakukan percobaanya yang ke seribu maka dia tidak pernah menemukan titik keberhasilanya. Begitulah seterus jika saat ini kita merasakan bahwa saya mengalami kegagalan 10 x dan saya tak pernah ingin mencobanya kembali maka kita tidak pernah tahu bahwa percobaan yang ke 11 akan membawa kepada ke titik keberhasilan yang diingin.
          Hal ini demikian terjadi ketika berhadapan dengan sebuah masalah, seribu jalan sudah dicoba untuk menemukan jalan keluarnya tetapi saat itu belum ada keberhasilan dalam menemukan jalan terangnya. Jika saat itu kita berpikir untuk berhenti mencari jalan yang terang maka saat itu waktu yang tepat untuk diri ini dalam keterpurukan.  
          Selamanya jalan terang ini akan berhenti dan tak pernah di terlihat oleh pikiran ini. Jika satu kali saja kegagalan saja kita sudah mengeluh dan tidak pernah ingin mencoba kembali bagaimana saat ini menemukan jalan yang terang? Kenapa kita memiliki jiwa yang rapuh dan mudah menyerah? Bukankah setiap masalah yang berhasil terselesaikan dapat membuat jiwa ini menjadi lebih tegar dan berani.
          Jangan biarkan jiwa yang rapuh tersebut akan mempersulit langkah kita selanjutnya. Tanamkanlah kekuatan panyang menyerah didalam diri ini dan tanamkanlah kekuatan baja dalam pikiran ini agar saat menghadapi masalah dan menemukan jalan keluarnya tetapi kita mengalami kegagalan jiwa ini tidak pernah berputus asa untuk mencoba menemukan kembali.
          Tidak pernah ada kegagalan yang tidak menemukan keberhasilan Tampaknya banyak orang yang tidak pernah setuju dengan pendapat saya ini. Jika saya bertanya kembali mengapa mereka tidak menemukan keberhasilan? Ingatlah bahwa hidup ini memiliki dua sisi yang berbeda ada kegagalan namun juga ada keberhasilan. Tidak pernah kegagalan yang tidak ada keberhasilan. Jika mereka tidak menemukan keberhasilan karena kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu mereka hanya untuk meratapi nasib dan jiwa putus asa.
          Mereka lelah dalam mencoba kembali, toh bagi mereka hanya kegagalan saja yang ada di depan mata. Mengapa tidak kita terapkan jika saja bahwa belum saatnya kita keberhasilan daripada kita hanya mengatakan “saya tidak pernah berhasil” . Saya menyakini pasti akan ada keberhasilan yang saya temukan dalam setiap kegagalan yang pernah saya lakukan. Hanya pada saat ini dua pilihan yang harus kita pilih, kita memilih untuk menyerah dan tak melakukan apa-apa atau memilih tetap maju sampai pada saat ini jalan terang itu kita dapatkan.
          Ingatlah selalu rumus kegagalan bahwa kegagalan pasti akan membawa kesuksesan sekarang tergantung kepada diri ini berapa lama kita sanggup mengalami kegagalan ini? Jika kita gagal terapkan dalam diri ini bahwa kita belum berhasil bukannya tidak berhasil. Waktu ini bukan waktu yang baik untuk diri ini, ini belum saat kita mencicipi aroma keberhasilan itu. Ingatlah cepat atau lambat pasti akan menemukan aroma keberhasilan yang diinginkan. Dan mengatakan “Ya, memang ada kegagalan dan keberhasilan”

Kamis, 16 Juni 2011

LIhatlah dasar permukaanya....






Lidi yang datang bersamaan dan akhirnya mengumpul menjadi satu layaknya sebuah sapu lidi. Tetapi hidup bukanlah sebuah sapu lidi, mengapa saya berkata demikian? Karena kita tak layak untuk membentuk lidi menjadi satu kesatuan hingga menjadi sapu. Sapu lidi hanya berguna ketika membersihkan hal-hal yang terlihat oleh mata, tetapi sapu lidi tidak berguna untuk membersihkan debu-debu yang tak dapat ditangkap oleh mata.
          Begitu juga masalah, ketika kita sudah membentuk sebagai sebuah sapu. Kita tidak pernah menyadari ada masalah didalamnya yang harus dibersihkan sedangkan sapu itu tidak mampu untuk membersihkan apa yang terjadi. Dia hanya membersihkan bagian atas yang memang terlihat dipermukaan sedangkan bagian bawahnya terdiam begitu saja. Sebagian dari kita hanya melihat masalah hanya pada permukaan saja, kita tidak bisa merasakan apa yang sebenarnya terjadi di dasar permukaan.
          Setiap masalah yang terjadi tidak pernah dilihat asal usul terjadi sebuah masalah sehingga membuat dasar permukaan ini mengendap dan membuat dasar permukaan tak pernah terlihat lagi. Sehingga selama ini kita hanya melihat permasalahan yang terlihat saja. Kita tidak pernah menyentuh apa yang ada didasarnya. Inilah kesalahan yang selalu terjadi dalam melihat permasalahan yang terjadi.
          Kita selalu menganggap masalah yang terjadi sudah selesai, tetapi sebenarnya  masalah yang ada didasar belum terusik sama sekali.
          Untuk penggambaran permasalahan yang sering terjadi sekarang ini mari  sama-sama coba bayangkanlah sebuah gunung es, di gunung es tersebut kita hanya bisa melihat bagian permukaan saja, tanpa bisa melihat dasar dalam gunung es tersebut. Kini hanya terpesona dengan pemandangan yang terlihat dengan mata ini. Tapi kita tidak pernah menyadari bahwa pada gunung es terdapat dasar yang lebih menakjubkan.
          Bagaimana melihat dasar es tersebut?Jika kita hanya terfokus pada permukaan gunung es, saat itu juga kita tidak pernah mengetahui bagaimana terbentuknya sebuah gunung es. Permukaan gunung es terbentuk karena terjadi pembentukan terlebih dahulu pada dasarnya. Begitu juga masalah? Masalah janganlah pernah dilihat pada permukaan kejadian saja, tetapi saat itu kita harus melihat bagaimana sebenarnya kejadiaanya sampai membentuk sebuah masalah yang baru. Dengan cara seperti itu memudahkan untuk menemukan jalan keluarnya karena kita telah menyentuh bagian dasarnya juga. Untuk menyelesaikan masalah yang terlihat cobalah menyelesaikan bagian yang tidak terlihat yang membentuk sebuah masalah. Apa yang terjadi ketika kita sibuk dengan permukaan gunung esnya saja?
          Permukaan masalah bisa mengecohkan sehingga akan menimbulkan gunung es berikutnya. Waktu yang dihabiskan terlalu lama hanya untuk melihat permukaan es tersebut. Tidak pernah berusaha untuk bagaimana melihat masalah yang terjadi sebenarnya. Dan ini akan membentuk dasar gunung es semakin kokoh sehingga ketika kita hanya berfokus pada permukaan saja. Hingga semakin lama kita tersadar bahwa mengapa permukaan masalah selalu terlihat kembali? Saat itu kita tidak pernah terpikir bagaimana bisa dasar es tersebut begitu kokohnya hingga susah sekali untuk dihancurkan.
          Lalu bagaimana saatnya untuk menghancurkan dasar es yang sudah terlanjur kokoh tersebut? saat ini cobalah untuk memikirkan kembali dengan cara mengingat kembali mengapa masalah tersebut terbentuk? Jika kita telah mampu menemukan jawaban tersebut maka perlahan-lahan telah menemukan sebuah kunci untuk menghancurkan dasarnya saja. Karena untuk menyelesaikan permasalahan yang terlihat cukup menghancurkan dasarnya. Ketika kita sudah mampu menghancurkan dasar es tersebut secara otomatis permukaan es tersebut tidak ada lagi. Tetapi ketika kita hanya menghancurkan permukaan saja, dasar es tersebut sama sekali tidak pernah tersentuh.
          Cobalah untuk melihat akar permasalahan yang terjadi sebenarnya? Karena dengan seperti ini kita tidak pernah membentuk sebuah gunung es karena dasar permasalahan tersebut kini sudah mampu di hancurkan. Hancurkan setiap masalah akan membentuk gunung es, sebelum terjadinya permukaan es kita bisa menghancurkan dasarnya. Begitulah cara bekerja dalam menangani permasalahan yang terlihat sangat berat.



Rabu, 15 Juni 2011

Jujur itu Penting






Dalam pembahasan sebelumnya kita sudah mengerti mengenai kesadaran untuk mengetahui masalah yang terjadi didalam diri sendiri. Tidak hanya kesadaran yang kita butuhkan untuk memberikan sinyal kepada diri ini bahwa memang terjadi masalah yang sekarang ini telah masuk dalam kehidupan kita. Hal yang harus diperhatikan terhadap masalah yang terjadi adalah kejujuran dalam memandang apa akar permasalahan yang terjadi? Didalam kenyataan seringkali kita menyalahkan arti dari kejujuran tersebut. Tak jarang dari kita bahkan seringkali menambahkan bumbu-bumbu dalam mendramatisir masalah yang terjadi.
          Hal ini memungkinkan terjadi untuk masalah yang sebenarnya sangat sederhana tetapi karena menyangkut masalah harga diri sering kali dengan kesengajaan menambahkan kalimat-kalimat yang memberikan efek dramatisir. Seolah-olah masalah yang dihadapin sekarang ini berat sekali. Biasanya hal ini dilakukan ketika kita menceritakan masalah dalam kehidupan ini dengan seseorang yang dipercaya.
          Dengan berbagi kepada orang lain membuat perasaan ini menjadi kosong dan sangat lega sehingga dapat merefresh kembali jalan pikiran ini. Tetapi apabila pada saat kita bercerita tentang apa yang terjadi dalam hidup ini, kita tak menghiraukan nilai kejujuran tersebut sesungguhnya saat itu kita sedang berhadapan dengan sebuah sosok yang menakutkan yang datang dari diri sendiri yaitu ketidakjujuran dalam memandang setiap masalah.
          Ketika kita bercerita untuk menarik banyak simpati dan empati dari lawan bicara sehingga kita membuat ketidak jujuran itu terjadi dalam kehidupan. Sehingga lawan bicara kita saat itu menganggap masalah yang kita hadapi sedemikian beratnya. Jika hal ini kita lakukan maka sesungguhnya tanpa kita sadari sendiri justru amunisi yang kita buat sempurna akan menyerang kembali. Amunisi tersebut adalah efek dramatisir yang terdapat dalam setiap kalimat. Pada saat itu kemungkinan besar memang “Ya” kita mendapat segala rasa simpati bahkan empati. Tetapi kita sesungguhnya tidak pernah menyadari efek dramatisir yang kita ciptakan pada saat itu akan membentuk sebuah persepsi yang baru.
          Awalnya masalah itu sangatlah sederhana dan memiliki jalan keluar yang sangat sederhana pula. Tetapi ketika itu kita berusaha meminta pendapat dan nasehat apa yang harus dilakukan terhadap masalah itu. Untuk mendapatkan rasa empati tersebut dengan sengaja memasukkan kalimat-kalimat yang mengundang perasaan tersebut sehingga pada akhirnya lawan bicara kita akan menganggap masalah yang dihadapi saat ini sangat berat. Lawan bicara kita akan meng “Iya” kan bahwa masalah yang kita hadapi berat.
          Padahal semua itu kita lakukan hanyalah untuk mendapatkan rasa empati saja. Tanpa kita sadari lama-kelaman ada beberapa pesan yang terkirim untuk alam pikiran ini dan menyatakan bahwa “Ini masalah yang berat” hingga menjadi rumit dan tak mudah dipecahkan. Dengan penggambaran diatas kejujuran menjadi nilai yang sangat penting dalam memandang setiap masalah. Lebih baik kita menghargai diri ini sendiri dengan nilai kejujuran dalam perasaan daripada mengharapkan perasaan empati dari setiap orang. Karena perasaan empati tersebut tidak selamanya memberikan kenyamanan untuk diri ini.
          Rasa empati dapat dijadikan amunisi yang mengancam kehidupan ini, jika saat ini masih terbelenggu dalam mengharapkan rasa empati tersebut. Tidak hanya nilai kejujuran dalam memandang masalah yang sebenarnya yang menjadi penting, tetapi nilai kejujuran dalam menyelesaikan masalah merupakan sesuatu yang bijaksana.
          Dan sekarang ini terapkanlah nilai kejujuran untuk diri ini sehingga kita dengan mudah dapat mematahkan lidi-lidi yang akan datang. Karena segala persiapan dari nilai kejujuran tersebut telah ada didalam diri ini.  



Selasa, 14 Juni 2011

Bersihkanlah masalahnya bukan orangnya



Adanya masalah tentunya sangat memungkinkan untuk memiliki masalah dengan orang lain. Sehingga banyak diantaranya pernah memiliki pengalaman yang tidak baik dengan orang yang pernah memiliki masalah.  Dan seringkali justru kita menciptakan masalah baru dengan membenci orang tersebut. Kita yang selalu mempersepsikan bahwa masalahnya adalah orang tersebut, dia memiliki masalah dengan kita.
          Jika memang Ya dia memang bermasalah dengan orangnya sesungguhnya saatnya ini langkah terbaik yang harus dilakukan adalah bersihkan masalahnya bukan orangnya. Karena sesungguhnya masalah yang menimbulkan lidi-lidi yang baru bukan orang tersebut. Jika kita menganalisa lebih dalam sebenarnya sering kali kita menyalahkan penyebab masalah yang telah terjadi adalah orang lain, padahal sesungguhnya akar kejadian yang sering kali adalah kita tidak pernah berfokus terhadap masalah yang terjadi. Tetapi fokus kita pada saat itu adalah orang yang menyebabkan masalah itu terjadi sehingga  tak jarang menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan terhadap orang itu. Terkadang muncul rasa kebencian yang mendalam dan sakit hati luar biasa karena pengalaman beberapa kejadian ini sehingga pikiran ini justru terselimuti oleh semua perasaan negative tersebut. Kita tidak pernah bisa membereskan masalahnya jika sasaran utama kita saat ini tidak tepat.
          Sasaran utama kita saat ini adalah selalu menyalahkan orang lain karena menjadi penyebab dari masalah yang dialami. Jika orang yang dijadikan sasaran utama, kita hanya terus menyibukkan diri untuk memperbaiki perasaan.
          Tidak mudah untuk memperbaiki perasaan apabila sudah terlanjur membenci dan menimbulkan rasa sakit hati terhadap orang tersebut. Sehingga sesungguhnya jika rasa ini sudah dialami ini menjadi pekerjaan yang baru untuk membuat perasaan dan hati ini bersih seperti sedia kala dimana kita mengenalnya. Memang hal ini tidak semudah dibayangkan, kita sudah terbiasa untuk menciptakan sasaran utamanya adalah orang.
          Misalnya ada masalah yang terjadi sekarang yaitu saat ini saya ingin sekali membuka usaha tiba-tiba teman saya mengajukan diri untuk membantu dalam perputaran modal saya. Tetapi dalam perputaran modal tersebut teman saya justru melarikan uang modal tersebut. Padahal modal tersebut dikumpulkan dengan segenap tenaga dan jerih payah saya bekerja bertahun-tahun hanya untuk keinginan membuka usaha dan menjadi seorang pengusaha yang handal. Tetapi teman saya sendiri justru mengambilnya dan melarikanya hanya dalam hitungan hari saja.
          Saya tidak pernah terpikirkan mengapa terjadi hal demikian? Pada saat ini saya membenci teman saya dan seluruh perasaan hingga pikiran terpusatkan pada satu yaitu orangnya. Perasaan dan pikiran saya justru saat ini sudah dikuasai oleh semua hal yang negative terhadap teman saya. Bahkan selama saya selalu menyibukkan diri untuk mencari tahu mengapa teman baik saya yang sudah saya anggap sebagai sahabat sendiri melakukan hal ini kepada saya? Saya selalu menghabiskan waktu saya hanya untuk memikirkan mengapa teman saya melakukan ini kepada saya?
          Semua daya dalam tubuh ini terpusat hanya kepada sasaran orang tersebut hingga melemahkan seluruh rencana yang sesungguhnya sudah saya rencanakaan untuk modal tersebut. Apa yang terjadi? Waktu ini hanya terbuang sia-sia hanya untuk memikirkan orang tersebut dan mengabaikan rencana semula yaitu membuka usaha.
          Kalau saja pada saat itu saya tidak lagi memikirkan mengapa dia melakukan hal ini? mungkin saya sudah memiliki rencana lain. Masalah yang harus kita benahi dalam masalah saya tersebut. Rencana awal yang telah dibuat sempurna menjadi rencana berikutnya karena satu sasasaran saya membuka usaha. Masalah saya adalah dengan tidak ada uang tersebut berarti saat ini saya tidak dapat membuka usaha.
          Nah, pada saat itu waktu saya hanya dihabiskan untuk memikirkan teman saya tanpa memikirkan rencana pengganti yang akan menggantikan rencana awal ini. Apa yang terjadi? Saat itu saya tidak sanggup untuk membuka usaha kembali karena seluruh daya didalam tubuh ini terlalu asyik untuk menfokuskan diri kepada teman saya.
          Padahal kalo saja pada saat itu waktu dapat dipergunakan maksimal untuk membuat rencana lain. Hingga pada saat itu waktu dapat berjalan dengan baik. Gambaran diatas dapat mewakili apabila kita hanya berfokus terhadap orangnya bukan masalahnya. Untuk itu hal yang harus dicari terlebih dahulu adalah apa masalah sebenarnya? Lalu setelah kita menemukan masalah tersebut.
          Fokus kan seluruh daya dalam tubuh ini untuk membersihkan masalah tersebut. Dan saat ini kita sudah terbiasa untuk membershikan masalah bukan orangnya.