Sering kali kita dengar banyak pepatah yang menyatakan bahwa “Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah” dan tak jarang juga menyatakan bahwa “Saya belum mampu untuk membuat tangan ini diatas” atau bahkan banyak juga yang menyatakan “Saya belum siap dengan tangan yang diatas”.
Sesuatu tidak akan mudah dijalankan bila dari dasar lubuk hati terdalam tidak ada niatan yang tulus dan ikhlas akan hal ini. Terkadang kesuksesan diukur dengan seberapa besar nilai materi yang kita punya, pengukuran ini justru menjerumuskan kita untuk rumusan kesuksesan dengan benar.
Jika saja kesuksesan dinilai dengan seberapa banyak orang yang sudah kita buat sukses mungkin tidak ada lagi kata orang miskin didunia ini. Pola pikir yang rasanya sangat sulit untuk diterima, kita hanya mengukur kesuksesan sebagai individu yang merasa dirinya sukses dan menutup mata dengan keadaaan sekitarnya. Peka terhadap lingkungan merupakan pola pikir orang hebat yang dapat mencapai kesuksesan yang hakiki.
Jika saja arti kesuksesan dapat diganti dengan membawa orang lain ikut bersamanya menuju kesuksesan mungkin tak akan pernah ada rasa persaingan terhadap nilai materi yang diukur untuk nilai kesuksesan tersebut. Pernahkah terpikir dalam benak kita untuk membuat orang lain sukses tanpa melihat seberapa mampu kita dapat membantu orang tersebut? Rasanya kalimat tersebut memang sangat sulit diterima karena banyak orang yang berpikir “Saya aja belum sukses, bagaimana bisa membantu orang lain untuk sukses?” Kalimat tersebut merupakan kalimat yang teramat menyedihkan. Mengapa menyedihkan? Kita bukanlah makhluk individu, kesuksesan yang kita raih saat ini haruslah dipertanyakan? Apakah kita makhluk individu atau sosial.
Jika kita sudah merasa kesuksesan tersebut hanyalah untuk individu, untuk detik ini kita sudah tak membutuhkan orang lain kembali. Biarkanlah kita menikmati harga kesuksesan ini seorang diri tanpa menghiraukan keberadaan orang lain.
Jika pola pikir ini masih tertancap dengan jelas oleh pikiran kita maka makin banyak orang kaya yang egois dan semakin banyak pula orang miskin yang berharap untuk menjadi kaya. Kita tidak pernah layak menjadi seorang yang sukses jika kita menutup mata untuk membantu orang lain.
Pernahkah kita membayangkan untuk menjual sebagian harta yang kita miliki untuk dijadikan modal bagi orang yang membutuhkan? Sungguh rasanya ini memang sulit sekali, bagaimana mungkin kita rela untuk menjual sebagian harta kita hanya untuk membuat orang lain sukses? Tetapi begitulah nilai kesuksesan yang hakiki bahwa semakin banyak orang yang kita bantu memiliki kesuksesan maka sesungguhnya nilai kesuksesan yang hakiki telah kita miliki.
Bayangkanlah diri kita saat ini sebagian dari mereka yang masih mengharapkan dapat penghidupan yang layak. Lalu kita mampu membantu mengangkat orang-orang tersebut menaiki tangga yang lebih tinggi sehingga mereka sendiri mampu menafsirkan arti kesuksesan yang sebenarnya.
Jika saja semua orang memiliki pola pikir yang sama tentang arti kesuksesan tersebut didalam kamus bahasa Indonesia kata miskin sudah tidak ada lagi. Tetapi muncullah sebuah kata baru untuk menggantikan kata miskin yang sudah terhapus tersebut menjadi dua buah kata yaitu kesuksesan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar