“Rumput tertangga akan selalu terlihat hijau” begitulah sebuah ungkapan yang sebenarnya menjadi tanda bahwa sebenarnya kita tak pernah mensyukuri apa yang telah kita dapatkan. Ketika kita mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya gajinya sangat berbeda dengan tempat teman kita bekerja sehingga tanpa kita sadari mengatakan padanya “enak sekali yah, ditempat saya tak seperti ini” atau ketika kita dapat membeli rumah,dan ternyata di tetangga rumah sudah membeli mobil yang baru. Lalu terlintas dalam pikiran ini “Enak yah jadi seperti dia” atau apapun juga yang menjadikan diri ini selalu melihat keatas dan sesungguhnya secara tak sadar kita tak pernah dapat mensyukuri hal-hal apa saja yang sudah merupakan porsi dari Nya.
Usaha yang mempengaruhi seberapa besar porsi yang kita terima. Tetapi ketika ada seseorang yang bertanya kembali “Saya telah berkerja keras tetapi mengapa hasil yang saya dapatkan tidak sebanding dengan dia? Usaha saya jauh lebih besar dari padanya” Apakah yang sebenarnya yang menentukan keberhasilan kita? Jika kemudian kita sudah berhasil menandinginya kemudian melihat orang lain jauh diatas kita kemudian kembali ke titik terendah bahwa saya telah memilki usaha maksimal tetapi mengapa porsi saya tetap segini? Begitu seterusnya hingga sebenarnya kita bingung apa yang sebenarnya kita inginkan? Boleh kita memilki keinginan yang paling besar sekalipun tetapi janganlah sekali-kali mengotori keinginan-keinginan kita dengan perbandingan yang kita buat sendiri.
Perbandingan yang kita buat ini merupakan salah satu langkah yang justru menjatuhkan kita. Akibatnya adalah ketidak fokusan kita terhadap keinginan tersebut sehingga selalu merasa kurang jika dibandingkan oleh orang lain. Sebenarnya cukup mudah untuk menentukan kunci keberhasilan yaitu dengan cara berusaha mensyukuri seberapa besar porsi yang telah diberikan oleh Nya.
Karena dengan bersyukur berarti kita telah sanggup menghargai hasil kerja keras sendiri. Sedangkan ketika kita mencoba melihat keatas, seberapapun sudah diatas selalu merasa kurang sehingga menjadi seseorang yang sangat tamak terhadap apapun juga.
Orang seperti ini tak pernah bisa untuk tersaingi, bahkan dia tidak perduli untuk segala waktu dipikirkan bagaimana cara menandingi seseorang yang lebih baik darinya sehingga tentu saja hal-hal ini bisa membuat kita lupa bahwa sebenarnya rasa syukur adalah batasan sebuah penghargaan diri dan keinginan yang terlampaui. Hingga mampu mengucapkan rasa syukur.
Sesungguhnya satu pernyataan yang baru adalah rumput tetangga tak pernah ada habisnya jika dipandang. Mulai sekarang cobalah untuk tutup mata terhadap berbagai kenikmatan yang orang lain dapatkan, tutup mata disini adalah dalam arti berusaha untuk fokus terhadap diri kita sendiri dengan tidak memandang seberapa banyak orang telah melampaui kita.
Hargailah seberapa besar usaha yang pernah kita lakukan untuk melakukan hal-hal terbaik terhadap keinginan tersebut. Cobalah untuk bersyukur terlebih dahulu dengan usaha-usaha terbaik tersebut hingga ketika kita sudah sanggup bersyukur energy yang lebih besar dapat menyelimuti tubuh ini dalam menghadapi hal-hal yang baru.
Bersyukur merupakan salah satu energy yang luar biasa yang dapat digunakan kembali untuk proses kehidupan selanjutnya. Karena suatu keberhasilan dapat ditentukan pula oleh seberapa besar rasa syukur ini. Dan akhirnya ada sebuah pepatah baru yang menggantikanya bahwa rumput tetangga tak selamanya akan indah, tetapi rasa syukur adalah keindahan luar biasa.