“Mengalah bukan berarti kalah” kata itu pernah disampaikan seorang teman kepada saya. Ketika mengalami masalah yang sulit dalam menghadapi pekerjaan. Dimana pada saat itu saya bertentangan pendapat dengan seorang pemimpin. Kemudian kalimat yang kemudian diterapkan agar mendapatkan kinerja yang maksimal untuk melakukan pekerjaan. Tetapi tetap saja keganjalan hati masih dirasakan pada saat itu.
Rasa jengkel dan rasa ingin diakui oleh sebuah lingkungan menjadi sebuah tanda tanya besar yang mengganjal dihati apa yang sebenarnya saya cari? Kemudian berpikir kembali apa yang sebenarnya saya harapkan dari sebuah perusahaan yang memperkerjakan saya? Apakah perusahaan sebenarnya dapat memajukan jalan pikiran saya ataukah justru sebaliknya ketika mengetahui adanya ketidak cocokan justru ini adalah boomerang untuk saya yang berarti pikiran itu dapat menghambat segala keinginan untuk berbuat sesuatu yang lebih baik dari sebuah perusahaan. Agaknya segala hal harus dipertimbangkan dalam hal pilihan hati. Hanya ada dua pilihan pada saat itu, ingin tetap tinggal dan mengembangkan yang sudah ada atau berusaha mencari yang lebih baik lagi.
Segala keputusan harus dipertimbangkan lebih dalam lagi. Ketika saya memutuskan untuk memulai pekerjaan pada saat itu ambisi saya adalah ingin mencari ilmu sebanyak-banyaknya agar suatu saat nanti saya bisa memperkerjakan orang bukan hanya menjadi seorang karyawan saja. Sebenarnya ini juga menjadi cita-cita saya saat ini, yang banyak melihat angka pengangguran semakin bertambah di Negara ini. Tetapi menjadi seseorang yang banyak memperkerjakan orang atau biasa disebut sebagai pengusaha bukanlah sesuatu hal yang gampang.
Selain modal yang harus dipikirkan baik-baik setidaknya pikiran kita harus seratus langkah lebih maju dibandingkan menjadi seorang karyawan biasa. Tetapi karena sebuah masalah ini membuat saya menjadi memikirkan kembali ambisi saya sebagai seorang pengusaha. Memang rasanya tidak semudah seperti membalikkan tangan, setiap usaha pasti akan mengalami sebuah hal yang dinamakan kegagalan. Tetapi jika kita tidak pernah mencoba kita tidak pernah dimana titik keberhasilan kita saat ini.
Untuk mencapai titik keberhasilan rasanya harus mencoba terlebih dahulu bagaimana kegagalan tersebut. Jika kita takut akan kegagalan kita tidak pernah berada di titik keberhasilan yang di inginkan. Jangan pula membayangkan kata kegagalan dalam setiap usaha yang kita jalani. Tetapi bayangkanlah anda seorang yang tangguh dalam menghadapi segala resiko dan memiliki sejuta rencana untuk menghadapi sebuah kata kegagalan.
Cukup sulit untuk menerima kata kegagalan. Tapi jadikan kata kegagalan adalah pemicu kita untuk mencapai dynamite keberhasilan. Untuk saat ini menjalani apa yang sudah saya mulai, dengan tingkat keinginan yang masih di simpan hingga suatu saat nanti ketika saya sudah siap untuk menjadi seorang pengusaha. Keinginan-keinginan tersebut akan dikembangkan untuk dapat menjadi kenyataan. Kemudia berusaha untuk menjalankan sesuatu yang sudah mulai dengan terus menggali apa yang bisa saya lakukan untuk sebuah perusahaan. Untuk hal ini ketika saya dapat memajukan perusahaan berarti sudah dapat memiliki kendali dan modal untuk usaha pada nantinya. Berpikir positif terhadap hal yang saya lakukan merupakan cara yang baik untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Dengan menyusun segala rencana yang baik dapat di jadikan amunisi sebagai modal memperoleh ilmu yang berharga. Dan seperti kata teman saya mengalah bukan berarti kalah. Bertahan juga bukan berarti kita kalah, tetapi bertahan adalah belajar untuk memperoleh modal dari beberapa situasi yang dialami sebuah perusahaan.
Mengamati keadaan dan belajar dari segala situasi yang adalah cara yang baik untuk mendirikan sebuah usaha yang saya inginkan. Belajar dari setiap kegagalan yang dialami oleh perusahaan saat ini merupakan cara yang terbaik dalam belajar. Untuk itu pula ini dapat dijadikan modal untuk mengantisipasinya agar meminimalisir kegagalan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar