Lihatlah kedepan sebenarnya itu adalah garis finishnya. Kita pasti bisa melaluinya dengan kesungguhan hati dan rasa percaya diri yang luar biasa. Sesungguhnya kita hampir melangkahkan kaki ini ke garis itu, maka segera bangkitkan seluruh kekuatan dalam tubuh ini untuk mengejarnya. Jangan pernah membayangkan bahwa masalah yang kita hadapi sekarang tidak pernah berakhir.
Jika kali ini kita terlibat dalam masalah yang tidak pernah ada ujung penyelesaianya maka saatnya menyampaikan sebuah pesan kedalam pikiran ini bahwa semuanya akan berakhir.
Saya terinspirasi dengan seorang teman yang sebagai penderita HIV AIDS positif, pada awalnya dia tidak menerima keadaan dirinya. Mengapa hal demikian terjadi padanya? Dia mengutuki dirinya sendiri apa salahnya sehingga penyakit tersebut ada didalam dirinya? Dia tidak pernah melakukan apapun yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain hanya saja. Dia selalu mengatakan kepada saya “Apakah saya memiliki banyak dosa, sehingga saya pantas untuk memiliki penyakit ini?” Ini masalah yang sangat berat dalam hidupnya, penyelesaian yang diharapkan darinya tentu dia ingin kembali seperti semula. Tetapi sesungguhnya hanya keajaiban yang bisa menyembuhkan virus tersebut.
Di tahun pertama dan kedua dia menolak segala hal yang sudah ditetapkan olehNya. Dia merasa bahwa hidupnya tidak akan bertahan lama dengan virus yang mematikan tersebut, sehingga terkadang dia lelah dengan hal seperti ini. Pernah suatu kali dia menyatakan “mengapa masalahnya tidak pernah dapat terselesaikan? Ini akan tidak pernah berakhir hingga hari kematian saya. Sungguh saya sudah menyerah dengan keadaan seperti ini”
Di Tahun ke tiga dia mulai bangkit dari keterpurukanya, dia merasa walaupun masalahnya tidak akan pernah terselesaikan setidaknya dia sudah berbuat yang terbaik untuk dirinya sendiri. Setiap harinya dia selalu melakukan yang terbaik untuk kehidupanya sendiri dan orang lain. Dia sudah bisa menyadari, bahwa ketika ini akan berakhir akan membuat sebuah lukisan kehidupan yang berarti untuk dirinya.
Dia tidak pernah ingin menyesal terhadap kehidupan yang diberikan. Setiap hari dia selalu mengisi hari-harinya dengan kebahagian dirinya dan untuk orang lain. Dia selalu membantu untuk memotivasi teman sesamanya. Kini sudah hampir 7 tahun dia mampu bertahan dengan keadaan tubuh yang telah terinfeksi virus positif tersebut.
Didalam hal ini sebenarnya virus tersebut tidak akan pernah berakhir, hanya saja masalah yang dialaminya sudah berakhir dengan sempurna. Dia mampu bangkit dan menikmati kehidupan selanjutnya.
Masalah yang lama sudah terselesaikan dengan sempurna yaitu ketika dia tidak dapat menikmati waktu-waktunya dalam kehidupan, kini dia sudah mampu menyerahkan semua kepada Nya dengan membuat hari-hari esok semakin berwarna. Dia tidak akan pernah menyesal akan karunia yang luar biasa yang diberikan untuk memotivasi teman-temannya. Baginya adalah kehidupan harus dijalani dengan keindahan dan nilai-nilai positif.
Dalam masalah diatas, persepsi orang-orang yang berbeda menganggap masalahnya tidak akan pernah selesai, karena dia terinfeksi HIV AIDS positif yang hingga kini belum ditemukan sebuah obat yang mampu menyembuhkan penyakitnya. Tak jarang dari kita menilai bahwa ini tidak akan pernah berakhir sampai kapanpun. Ini akan berakhir sampai batas umur kita yang telah ditentukan olehNya. Tetapi bagiNya masalah tersebut sudah berakhir masalahnya adalah ketika dia tidak menolak ketetapan yang sudah diberikan olehNya.
Masalahnya telah berakhir ketika dia mampu bangkit dengan menjalani esok hari dengan lebih berwarna. Telah berakhir juga karena dia mampu tersenyum menikmati keindahan dunia dengan nilai-nilai positif tersebut.
Andaikata dia tidak pernah bisa untuk memaknai hari nya begitu indah makanya kita tidak pernah tahu kapan masalah tersebut akan berakhir. Kita belajar satu hal dalam penggambaran diatas bahwa semua masalah pasti memiliki garis akhirnya. Jika kita mengalami kesulitan dalam penyelesaian itu karena saat ini kita tidak pernah percaya bahwa ada garis akhir yang menandakan bahwa sebuah masalah akan dapat terselesaikan.
Saya juga terinspirasi dengan sebuah cerita seorang anak yang berada dinegeri seberang yang merawat seorang ayah dari umurnya 8 tahun, ibu sudah meninggalkan dirinya ketika mengetahui bahwa suaminya terbaring tak berdaya. Keadaan perekonomianya tidak menunjang ia untuk berbuat lebih jauh terhadap ayahnya. Dia sangat menyayangi ayahnya, setiap hari dia merawatnya dengan segala kasih sayangnya dari makan hingga memandikanya. Dia juga tidak meninggalkan sekolahnya yang ditempuh dalam waktu yang cukup jauh, untuk membiayai sekolahnya dia bekerja menjual makanan kecil dari desa ke desa.
Tanggung jawab di rumahnya tetap dia jalankan dengan senang hati. Hal ini sudah dijalankannya hingga umurnya menginjak 14 tahun, dia pun dapat meracik obat-obatan untuk ayahnya yang dia bisa ditemukan sepanjang perjalanannya melewati hutan. Sehingga dia menjadi sehingga menjadi orang yang ahli untuk membuat obat-obatan untuk ayahnya, pengalamanya didapatkan dari belajar literature tentang obat dan pengamatan yang dilakukan oleh seorang suster. Sehingga di usianya yang 12 tahun dia mampu membuat obat-obatan untuk ayahnya. Dia mampu memilah-milah bahan apa-apa saja yang diambil dari Hutan yang dapat di tolerir untuk membuat racikan obat untuk ayahnya.
Hingga keadaan ayahnya semakin membaik karena kemampuanya. Semua orang disekitarnya semakin kagum denganya hingga suatu kali dia diwawancarai oleh salah stasiun TV. Ketika dia diwawancarai stasiun TV dan menanyakan pertanyaan “hal-hal apa yang kamu inginkan sekarang” pada awalnya dia diam dan tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut. Ketika ditanya sekali lagi bahwa yang dia inginkan adalah Ibunya kembali dia menyatakan bahwa “Kembalilah ibu, kini saya sudah bisa merawat ayah. Ibu tidak perlu mengalami masalah ini” Ini adalah masalah utama yang diinginkanya.
Permasalahan diatas adalah anak tersebut ingin menyatakan kepada ibunya bahwa ini sudah berakhir, tidak perlu khawatir lagi. Dia mampu membuat permasalahan bagi ibunya sudah berakhir. Dia tahu bahwa ibunya meninggalkan suaminya karena tidak kuat menghadapi penyakit dari suaminya sendiri. Dan pelajaran yang dapat diambil dalam permasalahan tersebut adalah kerja keras serta kasih sayang mampu membuat sebuah masalah akan berakhir. Dia percaya suatu saat nanti dia mampu menyelesaikanya dengan sangat baik. Dia selalu berusaha setiap harinya tanpa mengeluh bahwa beban yang di tanggungnya begitu berat.
Satu hari pun dia tidak mengeluh dengan beban di usianya tersebut tetapi selalu berusaha untuk membebaskan dirinya dari belenggu masalah yang dihadapi setiap harinya.
Hal ini terkadang tidak mampu kita temukan di dalam diri ini. Jika beban sudah terlalu berat biasanya kita mengeluh dan berteriak “saya sudah tidak kuat” dan akhirnya menganggap bahwa ini tidak akan pernah berakhir. Percayalah bahwa ini pasti akan berakhir, kita mampu menghadapinya dan bangkit dari keterpurukan masalah. Ini akan berakhir tanamkanlah hal ini dalam pikiran ini sekarang juga.