Pertapa memiliki tingkat pengendalian diri yang cukup baik. Ini bisa di lihat ketika mereka selalu bisa mengendalikan keinginan-keinginan terhadap duniawi. Untuk mewujudkan dan meraih nilai keberhasilan rasanya kita juga perlu melihat bagaimana seorang pertapa mengendalikan diri mereka untuk tetap fokus kepada pertapaanya.
Fokus, kata yang kedengaran sangat mudah ini tetapi jika telah disibukkan dengan mimpi-mimpi yang hendak di wujudkan kata ini menjadi sangat sulit di kendalikan. Sedangkan pemimpi memiliki semangat yang luar biasa terhadap segala keinginanya. Mereka selalu berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.
Pemimpi dan pertapa memilki sifat yang sangat berbeda satu sama lain. Tetapi banyak pemimpi yang akhirnya sering mengalami kegagalan terhadap mimpi. Banyak dari mereka menyerah dan tak jarang dari mereka menjadi kehilangan arah dalam rencana mereka sendiri. Bahkan rencana-rencana yang mereka susun dengan sangat baik dapat terabaikan karena pengendalian yang kurang baik dari diri sendiri.
Dengan menjadi pertapa memang sangat bertolak belakang terhadap motivasi untuk meraih keberhasilan diinginkan. Kebanyakan dari pertapa tak memiliki ambisi terhadap tingkat kesuksesanya.
Bagi mereka, bisa dikatakan sukses bila saja mereka bisa mengendalikan segala hawa nafsu dan meninggalkan pikiran mereka untuk keinginan materi. Tetapi seorang pemimpi baiknya mereka juga melihat sebagian sisi dari seorang pertapa. Seorang pertapa selalu merenungkan segala sesuatu bahkan sering melakukan intropeksi diri. Mereka selalu menerima dengan lapang dada, segala kesalahan-kesalahan dan berusaha menjadi pertapa yang lebih baik lagi. Mereka selalu mencoba untuk meninggalkan hawa nafsunya, walaupun gagal tetapi mereka tetap fokus terhadap pengendalian diri.
Sedangkan untuk Sang pemimpi Jika mereka ingin bermimpi rasanya juga harus menyadari bagaimana tingkat pengendalian dirinya terhadap mimpi tersebut? Terlalu berambisi untuk mewujudkan mimpi bukan cara yang baik pula bagi seorang pemimpi. Kata ambisi dan pengendalian diri memiliki makna yang sangat bertolak belakang. Tetapi ketika sang pemimpi berhasil untuk menyeimbangkan kedua hal tersebut ini menjadi sangat baik untuk mewujudkan titik keberhasilan yang mereka inginkan. Apalagi ketika mereka telah menyusun berbagai rencana untuk dapat mewujudkanya, ambisi tanpa disertai pengendalian diri rencana tersebut hanya menjadi sebuah rencana.
Tetapi jika sang pemimpi berambisi dan mengendalikan dirinya berbagai rencana dapat mereka wujudkan sebagai sebuah kenyataan yang sangat indah. Selain itu pemimpi harus memiliki sikap mengintropeksi diri yang sangat baik, mereka harus mendengarkan segala masukan terhadap usaha yang mereka telah lakukan. Jika mereka menyadari telah memilih cara yang salah, mereka siap untuk mecoba kembali cara-cara baru yang membuat mereka nyaman untuk keberhasilan.
Dengan cara menyeimbangkan pikiranya untuk bisa menjadi pertapa, sang pemimpi dapat mencapai kesuksesan yang diinginkan.