Salah satu faktor penentu keberhasilan adalah sebuah sikap disiplin terhadap diri sendiri. Pernahkah kita bercermin berapa persen dalam hidup ini hal-hal yang sudah kita lalaikan.
Lihatlah dari hal yang terkecil terlebih dahulu, hal-hal apa saja yang terpikirkan namun justru kita sendiri yang mengabaikanya? Lalu mulailah perhatikan dampak hal-hal terkecil tersebut bagaimana dampaknya untuk sesuatu hal yang lebih besar? Padahal hal yang paling baik untuk memulai sesuatu yang lebih besar adalah memulai hal yang lebih kecil. Tetapi terkadang untuk memulai hal yang lebih kecil kita mengabaikan waktu dan skala prioritas. Sehingga semua rencana yang sudah dibuat rapi menjadi sangat berantakan.
Salah satu kendala yang kita rasakan adalah sikap disiplin yang belum mampu untuk dipertahankan hingga di titik akhir. Ketika komitmen diawal mengatakan “Mulai detik ini saya akan disiplin” tetapi ketika berada di titik tengah berpindah haluan sehingga mengabaikan semua rasa kedisiplinan tersebut.
Kedisiplinan berhubungan erat dengan sebuah komitmen. Tak jarang orang mengatakan bahwa jika orang tak disiplin otomatis dia memiliki komitmen yang tinggi. Untuk itu perlu digarisbawahi untuk menumbuhkan tingkat kedisiplinan yang tinggi, komitmen terlebih dahulu di godok secara matang sehingga mampu mencapai tingkat tertingginya. Lalu bagaimana caranya untuk memiliki sebuah komitmen yang telah matang? Sebenarnya jawaban sangat sederhana untuk mewakili pertanyaan tersebut adalah ketahuilah bahwa komitmen terbentuk dari sebuah unsur kemauan untuk menuju perubahan.
Perubahan dalam hal ini bisa juga diartikan pencapaian keinginan. Ketika seseorang berkomitmen, maka dia menginginkan sesuatu entah itu perubahan atau pencapaian keinginanan.
Sekarang jika saya mempertanyakan kembali seberapa kuatkah keinginanmu? Tak jarang dari mereka mengatakan saya memiliki kemauan yang sangat kuat terhadap keinginan saya. Tetapi mereka tidak pernah meneliti seberapa besar komitmen mereka terhadap sebuah keinginan. Kemauan bukanlah sebuah komitmen.
Kemauan timbul dari hati, ketika hati tidak menginginkan sesuatu maka kemauan bisa bertolak dengan keinginan sedangkan sebuah komitmen memiliki rasa tanggung jawab.
Rasa tanggung jawab tersebut dapat diartikan bahwa mau tidak mau, suka tidak suka kita harus tetap fokus terhadap komitmen yang telah buat sendiri. Untuk keberhasilan dari keinginan dan perubahan haruslah didasari dengan daftar komitmen yang hendak dilakukan setiap harinya.
Buatlah daftar komitmen apa saja sanggup kita lakukan dan buatlah komitmen tersebut berdasarkan rasa tanggung jawab yang dimiliki. Dalam arti daftar komitmen tersebut tak hanya menjadi sebuah daftar saja yang jika suatu saat nanti kita tak akan pernah mengingatnya. Tetapi buatlah sebuah daftar komitmen yang memiliki nilai tanggung jawab terhadap sesuatu yang kita inginkan.
Untuk membuat sebuah daftar tersebut memiliki nilai tanggung jawab rasanya kita perlu membubuhkan sangsi-sangsi apa saja jika kita melanggar dari komitmen tersebut. Disamping sangsi kita juga harus membubuhkan penghargaan apa saja yang kita terima dari dan untuk diri sendiri jika telah berhasil untuk memenuhi komitmen tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk memperkuat nilai komitmen tersebut. Setiap poin harus diperiksa sedemikian rupa untuk merealisasikan rasa tanggung jawab yang dimilki.
Untuk memulai daftar komitmen tersebut diikuti dengan segenap kedisiplinan yang akan kita lakukan. Perlahan-lahan rasa disiplin tersebut mengikuti komitmen yang pernah kita buat. Sehingga untuk melaksakan nilai disiplin kita tak memiliki beban untuk pemenuhan atas rasa kedisiplinan tersebut. Beban tersebut terganti dengan sebuah tugas dari sisi komitmen.
Jika kedisiplinan tersebut mulai dengan mudah dapat terjalani maka saatnya kita untuk menembus puncak keberhasilan yang diinginkan. Jika kita telah sanggup memiliki rasa kedisiplinan terhadap diri sendiri maka kita sebuah memiliki keinginan yang kuat untuk mempengaruhi orang lain terhadap kedisiplinan tersebut.
Kedisiplinan dapat memberikan motivasi kepada orang lain untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Mulai sekarang tak ada lagi hal-hal kecil yang bisa melalaikan kedisiplinan tersebut karena kini kedisiplinan sudah menyatu didalam tubuh ini sehingga tak hanya hal-hal kecil saja mampu membuat diri ini menjadi disiplin hal-hal yang besar telah merubah sikap ini menjadi penuh kedisiplinan. Kini katakanlah terimakasih kepada komitmen yang kita miliki karena mampu merubah diri ini menjadi seseorang yang memiliki disiplin yang tinggi. “Terimakasih wahai komitmen ini, saat ini saya sudah menjadi orang yang memiliki disiplin yang tinggi”