“Saya marah karena rasa kegagalan ini!, setiap saya berusaha pasti kegagalan ada di hadapan saya. Sungguh lelah dan capek rasanya sekian jam saya berusaha hanya dibutuhkan waktu beberapa detik saja untuk menuju kegagalan dan membutuhkan waktu beberapa hari untuk merasakan apa itu kegagalan” Apakah ini sering terjadi dengan kita? Tanpa kita sadari penurunan kadar adrenalin untuk mencoba kembali menjadi menurun.
Tabung pasir kegagalan menurun perlahan-lahan semakin lama semakin habis sehingga menguras segala adrenalin untuk tak ingin mencoba kembali. Pasir yang di kumpulkan hingga menjadi bahan bakar untuk mencoba kembali kini sudah tak dapat kita temukan kembali. Alternatif harus kita temukan kembali dengan cara kita harus mencari bahan bakar yaitu cairan adrenalin yang sesuai dengan tubuh kita.
Rasanya terlalu sulit untuk dimulai kembali. Itulah yang terkadang sering kali di rasakan. Terkadang ketika kita telah menemukan bahan bakar yang sesuai dengan tubuh kita dan memacu seluruh adrenalin untuk mencapai puncak keberhasilan tetapi di tengah jalan kita mengalami berbagai kesulitan hingga menguras semua bahan bakar dan tubuh kita tak dapat menerima kembali bahan bakar yang sama karena proses yang menolak hal ini yang sering kali disebut dengan kegagalan ini.
Adrenalin kita justru meningkat ke dalam emosi sehingga semua yang telah di rencanakan di titik awal menjadi sia-sia dan kembali ke titik nol karena semua rasa marah yang tersisa dan tak dapat dikendalikan. Jika rasa marah menguasai tubuh kita saat ini, janganlah mengharapkan dapat kembali justru mempunyai pikiran yang jernih saja rasanya sulit sekali.
Jika kita cermati rasa marah mengendalikan tubuh kita untuk menghentikan semua otot untuk bekerja, kalaupun jika kita tubuh kita masih terus bekerja justru kita tak bisa mengendalikan cara kerja tubuh ini.
Ingatan dari kumpulan memori tak bisa lepas dengan rasa kegagalan. Tapi tahukah kita bahwa mencoba kegagalan berarti jalan semakin terang untuk mencapai keberhasilan yang bertahan lama. Jika kita mendapatkan sebuah kesuksesan tanpa mencoba rasa kegagalan rasanya kita tidak bisa menikmati arti sebuah kesuksesan tersebut, justru sebaliknya kita akan semakin terbuai dengan aroma kesuksesan.
Hingga jika suatu saat kegagalan ada di dalam pandangan mata, kita tidak pernah memiliki pengalaman untuk mempertahankan kesuksesan tersebut. Sehingga kesuksesan tersebut hanyalah berumur jagung. Tentunya hal ini tak ingin terjadi. Aroma kesuksesan layaknya sebuah pelangi yang di tempa oleh hujan deras kemudian diakhiri dengan indahnya pelangi. Pelangi tak dapat muncul karena tak ada hujan. Sejauh mata memandang pelangi begitu indah terlihat, tetapi jika kita mendekati pelangi tak jelas untuk terlihat. Begitu pula kesuksesan, sejauh mata memandang kesuksesan menjadi sangat indah jika dirasakan dan diperhatikan lebih dalam. Proses setelah hujan yang begitu sulit sehingga terjadi pembiasan yang diakibatkan oleh sinar matahari adalah proses terjadinya sebuah pelangi.
Begitu pula dengan keberhasilan untuk merasakan aroma keberhasilan yang dapat kita nikmati, kita harus merasakan hujan-hujan rintangan yang ada di depan mata. Lalu ada seseorang bertanya “Tidak selamanya ada hujan lalu ada pelangi” saya kemudian menjawab pertanyaan tersebut “Tunggulah, bersabarlah dan tetap berusaha untuk menantikan pelangi” Kemudian dia memprotes jawaban saya dengan pertanyaan bernada marah “Lalu, Berapa lama lagikah kami bisa melihat pelangi?” kemudian saya kembali menjawab “Jika kita sudah mampu mengendalikan emosi dan rasa marah kita terhadap hujan, maka pada saat itulah kita dapat menikmati indahnya pelangi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar